Langsung ke konten utama

Agar Lelah Menjadi Berkah

Padatnya jadwal aktivitas harian, pastinya membuat badan lelah. Bahkan gak jarang setan meniupkan bisikan mautnya. "Sudah berhenti aja. Toh kamu masih muda. Sekarang waktunya santai-santai. Ngapain capek-capek ngurus ini itu. Udahlah, masih banyak orang lain kok." Yap, bisikan halus begini kadang ampuh membuat kita mundur dari sibuknya kegiatan, entah itu sekolah atau non-sekolah. Malah rasa bosan tiba-tiba aja nyamperin, trus minta kita untuk menunda kewajiban. Manusiawinya manusia ya kayak gitu. Insya Allah semua yg baca postingan ini manusia kan ya? ^^



Bermula dari terhembusnya wangi kehidupan kampus yg will be started, saya langsung was-was. Udah terbiasa libur panjang sehabis UN, jadi agak ngerasa keluar dari zona aman sebentar lagi aktif belajar diluar rumah. Alhamdulillah saya bisa kuliah, karena banyak sekali saudara yg lain terhambat melanjutkan pendidikan disebabkan banyak 'urusan'. Semoga dimudahkan ya :) Nah,  sebagai pemanasan supaya gak kaget dengan kesibukan kebetulan juga dapet amanah, saya masuk lagi ke sekolah dulu, SMK 3 Mataram. Bukan buat belajar kayak biasa sih, tapi bantu-bantu menghidupkan lagi Remaja Mushola disana. Saya juga bagian dari tim sekolah Hizbut Tahrir yg otomatis berkecimpung di dunia sekolahan. Berusaha ngedeketin adek-adek SMP dan SMA untuk sama-sama belajar Islam. Mungkin sebagian orang ngeliat hal ini sebagai hal remeh, justru kurang kerjaan. Mau masuk kuliah kok malah sok sibuk di sekolah dulu. Piye tho!

Nah, baru-baru ini juga banyak sekali urusan kampus yg harus diselesein. Siap-siap dah seharian diluar rumah. Kayak sabtu kemarin. Awalnya antri ambil KRS (Kartu Rencana Studi) trus ketemuan sama dosen Perwalian Akademik buat minta ttd beliau. Ini yg bikin gugup, sms dosen! Celingak-celinguk liat dosen. Ada gak ya? Alhamdulillah sudah beres. Trus, lanjut lagi daftar kartu perpus dan minta password wifi kampus. Lumayan kan untuk kesejahteraan mahasiswanya ya? ^^

Masih berlanjut lho.. Setelah itu ke sekolah SMK 3 Mataram buat ngadain rapat pemilihan struktur organisasi Remus. Sambil nunggu waktu rapat, saya sebar-sebar pamflet kajian ke adik-adik yg ehm entahlah mereka terlihat 'dewasa' sekali dengan make up dan aksesorisnya. Hati ini udah biasa ngeliat pamflet desain sendiri diliat sebentar trus mendarat di atas tanah. Sudah biasa :') Disini benar-benar menggadaikan harga diri, menurut saya. Udah tau bakal ditolak isi pamfletnya tetep aja ngasih. Gak apa-apa, hanya Dia yg mengetahui perjuangan kita. Terus juga, perasaan malu yg sempat datang karena tatapan udah-lulus-kok-masih-kesini berusaha diusir jauh-jauh. Berkat adik-adik manis yg mereka kenal sama saya, ini lumayan membantu. Untuk memperkuat tekad saya bisikin diri saya pelan-pelan, mereka berhak dinasehati! Alhamdulillah lancar juga rapatnya. Selesai itu langsung cabut ke masjid Raya untuk mutaba'ah, dilanjutin sorenya ikut Kajian Remaja Islam Berprestasi. Hm, sebenarnya ada juga pertemuan lain. Tapi, bermainlah kaidah prioritas. Jadi, kajian saya duluin. Sepulangnya dari aktivitas yg mungkin gak seberapa dibandingkan sama senior atau orang lain yg lebih sibuk, badan ini mau patah rasanya. Mulut juga gatel daritadi pengen ngeluh terus. Ya Allah, ini perjuangan sebenarnya untuk siapa? Supaya terkenal di adik-adik sekolahan? Supaya dikira orang rajin yg banyak agenda? Atau apa? Disini setan suka nyempil menyebarkan hasutan mautnya. Lelah yg gak seberapa ini dibesar-besarin supaya bisa nunda shalat maghrib. Beralasan badan pegal kewajiban lain seperti belajar atau tugas rumah diundur atau dipindahtugaskan. Waktu dilewati hanya dengan tiduran yg tidak berniat untuk istirahat, tapi cuma jadi bukti alasan tadi. Menganggap diri sudah melakukan hal besar yang nyatanya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan orang-orang terdahulu. Ya Allah, benar-benar setan menipudaya kami. Ini sebenarnya catatan untuk diri saya sendiri. Mungkin bisa juga jadi pelajaran buat yg membaca :)

Untuk memperkuat landasan bergerak, pastinya butuh niat yg juga kuat. Dan niat ini gak boleh main-main. Harus benar-benar itulah yg akan dilaksanakan. Tentunya niat itu kita hadirkan ikhlas karena Allah. Kemudian, cara dan juga sarana kita untuk mewujudkan niat itu harus diperhatiin lho! Harus sesuai dengan perintah Allah dan tuntunan Rasul. Gak ada sama sekali niat baik tapi dilakukan dengan cara gak baik. Misal, Robin Hood. Insya Allah udah pada tau kisahnya kan? Mencuri untuk dikasi ke orang miskin. Ya gak gitu juga caranya. Memang setiap niat baik ada aja kesalahan yg bakal kita lakuin pas berusaha jalaninnya. Namanya juga manusia, tempatnya salah dan khilaf. Sehingga kita perlu sekali panduan untuk melaksanakan niat kita dengan cara yg baik, yaitu selaras sama perintah Allah dan tuntunan Rasul tadi. Allah Maha Melihat hamba-hamba-NYA. So, perhatikan niat dan caranya. Inilah yg menjadi standar diterima atau tidaknya amal kita.

Waktu yg habis atau badan yg serasa remuk sampai ke tulang-tulang karena aktivitas yg tidak 'toleran' dengan istirahat kita, bersabarlah ukhti akhi. Jaga mulut ini agar jangan sampai mengeluarkan keluh kesahnya pada orang lain. Pesan Rasulullah Saw pada kita tentang 3 pundi kebaikan, "Merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah, merahasiakan sedekah." (HR. Ath-Thabari) Jadikan ia tertuang dalam doa merdu kepada-Nya yang Maha Mendengar. Jadikanlah Dia yg pertama kali mendengar keluhan kita, walau tanpa kita katakan pun Dia sudah mengetahuinya. Teguhkan lagi yuk, niat kita ini ikhlas karena Allah, bukan yg lain! Walau panas, lapar, cepat dan capek, sungguh kita ikhlas karena Allah. Ketika setan mulai menghembuskan seruan halusnya, cepat-cepat kita istighfar. Gak lupa juga memohon ampun kepada-NYA, mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yg dilindungi dari godaan setan. Manusia memang imannya naik turun, tapi jangan sampai saat turun itu turun sekali. Kita paksa diri kita untuk terus bergerak, agar setan tak punya celah tuk menggoyahkan kita. Bersama kita berjuang menyebarkan Islam. Dengan kondisi apa pun, segar-letih, cukup-kurang. Berkumpul saling menguatkan dengan orang-orang sholeh, semoga kesholehan mereka tertular pada kita. Insyaa Allah indah sekali ketika kita mensyukuri waktu yg berjalan dengan aktivitas disandarkan ikhlas karena Allah. Manis sekali. Lelah yg bertubi-tubi hilang tak membekas. Allah sudah mengatakannya bukan? "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan." (Al Insyirah 5-6)

Wallahu'alam bisshawab

Komentar

  1. Bagus mba :D kunjungi juga blog islami saya, andesrizki.blogspot.com jangan lupa follow dan beri komentar ya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Save KRS Online

Yak, balik lagi untuk postingan tips dan trik. Karena berkaca dari pengalaman pribadi yang panik ga bisa save KRS. Sedangkan kuota untuk buka KRS lagi untuk diprint itu nggak ada. Okay, sila dibaca tutorial berikut ini.

Surel dari Murai (1)

       Zara POV Beberapa hari belakangan ini aku merasa bosan. Buku maupun ebook beberapa sudah kutamatkan. Tapi masih terasa sepi dan jenuh sekali. Harus ada aktivitas baru. Iseng kubuka email khusus korespondensi. Ternyata ada surel dari Murai masuk. Hampir sekitar sebulan lebih kami tidak pernah berkomunikasi. Entah aku yang terlalu sibuk atau mungkin dia juga sedang sibuk dengan aktivitas barunya mengajar anak-anak. Yah, intinya aku tidak ingin menyalahkan siapa pun atas berjaraknya pertemanan ini.

Surat untuk Murai (2)

(Dari Zara untuk Murai) Menulis balasan untuk Ai ternyata tidak semudah itu. Menuangkan dan menata ulang isi pikiran juga tidak gampang, tapi bukan sesuatu yang mustahil. Kuberanikan diri membalas e-mail Ai yang sudah berapa bulan ini tak tersentuh. Harapanku, semoga Ai mau membacanya. Kalau mode berbicara aku berharap Ai mau mendengarkan. Aku terbuka untuk solusi atau sekedar balasan simpati. Sebagai tanda bahwa tulisanku didengar olehnya. ______