Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2014

Happy Ied Mubarak!

Sungguh indah hari ini. Berakhirnya bulan dimana setan-setan dikurung, agar manusianya dapat melakukan hal-hal baik tanpa adanya niat yang melenceng. Hari ini, tepatnya tanggal 1 Syawal 1435 H, hari yang terkadang ditunggu dan tidak oleh masyarakat muslim diseluruh dunia. Tidak ditunggu? Yang menandakan bulan suci telah berlalu, bulan yang memudahkan manusia dalam berbuat kebaikan. Sebulan penuh sudah berlalu dalam melatih pribadi-pribadi muslim saat ini. Sebulan penuh yang telah dihabiskan untuk mengisi kembali amunisi muslimin dan muslimat untuk menjalani sebelas bulan berikutnya. Sebulan penuh berlelah-letih dengan membaca kitab suci-Nya, mengagungkan nama-Nya, berlomba-lomba berbuat kebaikan karena-Nya, bersedekah dengan balasan tak terhingga yang diberikan oleh-Nya. Sebulan yang terlihat adalah sebuah waktu yang panjang pada awalnya dan terasa hanya beberapa menit ketika berlalu. 

Pengalaman Berhijab

Susah bagiku untuk menjelaskan apa saja yang sudah terjadi selama beberapa hari terakhir ini. Banyak sekali kurasa. Mulai dari praktek kerja lapangan hingga masalah perjodohan yang sangat konyol. Alhamdulillah, besok aku sudah libur praktek. Sehingga dapat meluangkan waktu untuk menyalurkan hal-hal yang sudah sangat tidak sabar untuk segera keluar dari otakku. Begitulah aku, menyimpan semuanya dahulu baru kemudian menuangkannya dalam bentuk tulisan. Mungkin saja, beberapa orang yang membacanya merasa sejalan denganku atau tidak, tujuanku hanya untuk meringankan isi otakku saja. Terkesan egois? Bukan begitu, aku ingin agar pembaca menarik suatu kesimpulan dari kisahku ini, agar hal yang mungkin terjadi pada mereka bisa diminimalisir akibatnya. Sebelumnya, ingin sekali kuceritakan kisah temanku. Dia perempuan, tentu saja. Namanya Meri, entah dengan "y" dan dobel "r", aku tidak begitu tahu. Dia memiliki pengalaman, yang menurutku lumayan menyesakkan melalui sudut

Naluri yang Kelaparan

Sibuk menyibukkan diri dengan hal-hal yang "berisi" membuatku hampir tak sempat merasakan bagaimana rasanya remaja menjalani masa-masa mereka. Salah satunya, cinta. Sejujurnya, aku sengaja melakukan semua kegiatan itu di waktu liburan yang agak panjang ini. Berniat untuk memfokuskan diri pada sesuatu yang lebih penting. Menyampingkan perasaan hati yang seakan haus akan kasih sayang orang lain selain keluarga. Naluri ini belum mempunyai "makanannya". Tidak bisa dibiarkan ia melahap apa saja yang ada dihadapannya. Haruslah dipilah terlebih dahulu, dibersihkan dari kotoran dan dimasak dengan baik. Dan untuk menahan rasa laparnya -salah satunya caranya- dengan puasa. Di bulan Ramadhan yang sangat indah ini, sangat membantu sekali bagi raga yang ingin mendapat walau sejumput rasa itu. Aku merasa sendirian melakukan ini semua. Karena memang, sudah lama sekali tidak kuhubungi teman-temanku yang sedang bersama keluarganya sekarang. Merindukan mereka, ingin berbagi kisah a

Ringan dan Bermanfaat

Ternyata berbincang dengan kakak itu menyenangkan ya? Kemarin rasa ragu sempat mendatangiku. Sebelumnya aku mengeluh kepadanya, mengapa membicarakan hal yang tidak penting justru terasa lebih mengasyikan? Hal-hal yang sama sekali tidak berdampak setelah dibicarakan. Karena memang tidak ada ilmu yang terselip disana, kurasa. Kecuali mungkin bagi orang-orang yang memiliki kesulitan dalam berkomunikasi layak mencobanya dengan hal ini. Akan tetapi, menurutku sekali lagi, lebih baik melatihnya dengan mendiskusikan hal yang bermanfaat. Selain bersosialisasi juga dapat menyampaikan suatu hal yang berguna ke depannya. Dan aku sedang mencoba menerapkannya. Masih susah memang, tapi hal bagus apa sih yang tidak susah jika tidak dilatih?

Kesunyian Ramadhan 2014

Suasana pagi di hari dan bulan yang berbeda memang benar-benar mempunyai dampak yang magis bagiku. Dan dalam beberapa hari terakhir banyak kegiatan yang harus kulakukan untuk mencapai suatu tujuan bermanfaat di kemudian harinya. Sepertinya contohnya, kedua mataku silinder 1/4. Meski hanya sedikit, ketahuilah bahwa hal ini lumayan akan mengganggu jika kau harus memperhatikan sesuatu yang jauh dalam waktu yang singkat. Program sederhanaku selama liburan ialah melihat pemandangan. Lebih lebarnya lagi, yaitu memfokuskan mata pada suatu objek  yang berjarak agak jauh dalam beberapa menit. Karena dari artikel yang kubaca, mata minus maupun silinder akan terus bertambah jika melihat jarak dekat selalu dilakukan. Dengan kata lain, kalau aku bisa mengatur kapan saja harus melihat jarak dekat dan jauh akan meminimalisir meningkatnya masalah mata ini.

Kisah Sebuah Hadiah (2)

Ku pasang sepatu sehabis keluar dari lab dan bergegas menuju tempat berkumpul yakni di bawah tangga di depan kelas belajarku. Aku meyakinkan diriku, bahwa dia –lelaki baik itu– tidak akan ada disana. Mustahil, karena seingatku teman perempuanku yang terakhir tadi mengatakan ekstrakulikuler yang diikutinya mengadakan rapat untuk anggotanya dan si laki-laki itu termasuk. Ku coba menggali-gali ingatanku, kapan dan pukul berapa mereka akan rapat agar aku tidak bertemu dengannya. Sepertinya sekarang rapat mereka sedang berlangsung. Ya, mereka sedang rapat sekarang, ucapku yakin. Akan tetapi hatiku tidak sebegitu yakinnya dengan pikiranku, karena entah bagaimana tiba-tiba saja berdetak lebih kencang dari biasanya. Kemudian, rasa ragu menggodaku. Bagaimana jika dia ada disana? Akan tetapi mereka seharusnya sedang rapat. Jadi, tidak ada alasan untuk itu. Ku mantapkan langkah untuk menyingkirkan pikiran-pikiran aneh ini.