Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Dianolin (2): Dari Game hingga Brain

Dianolin meski saat ini lebih suka berpikir ilmiah, tetap masih menyukai anime. Namun, koleksi drama Jepangnya sudah ia hapus permanen dan tidak berniat untuk mengunduh ulang. Ada satu hal yang membuat Olin penasaran dengan anime yang satu ini, Sword Art Online. Anime ini menyajikan sebuah cerita yang berbeda berangkat dari impian para gamer dan perkembangan teknologi yang sangat pesat di tahun 2023. Argus pencetus game VRMMORPG ( Virtual Reality Massive Multiplayer Online Role Playing Game ) meluncurkan game Swort Art Online. Meski tidak begitu paham mengenai game , Olin tetap suka karena dunia seakan terlihat mudah dengan virtual game pada anime ini. Fokus Olin saat ini adalah bisakah virtual game itu diwujudkan dalam dunia nyata?

Dianolin (1): Kenyataan Lebih Menggiurkan

Ada sebuah kisah mengenai seorang gadis yang sedikit tersesat dengan peta kehidupannya. Nama gadis itu Dianolin. Kini ia sedang termangu bingung. Sudah habis dua episode drama Jepang ia tonton. Namun, perasaannya masih belum terpuaskan. Kisah ceritanya belum sesuai dengan keinginannya. Tapi ia menebak, pada akhirnya nanti pasti akan sama dengan yang diharapkannya. Hanya saja proses menuju episode akhir itu membuat hatinya jungkir balik. Ungkapan perasaan cinta mudah sekali diucapkan pemeran utamanya. Kali ini drama yang Olin –begitu sapaan akrabnya, sedang tonton bertemakan perjuangan seorang gadis mendapatkan laki-laki yang ia sukai. Berbagai hal dilakukan si gadis untuk membuat laki-laki itu menaruh perhatian padanya. Sia-sia saja, lelaki itu tidak sedikit pun menggerakkan bola matanya untuk melirik gadis itu. Olin merasa hal itu berkebalikan dengannya. Saat ini ada seorang temannya yang terlihat modus berulangkali padanya. Entah itu hanya menanyakan buku yang bagus untuk dibaca

Becanda kok nggak mutu

Sedikit cerita di bulan puasa. Mungkin ini berupa uneg-uneg dari kelakuan teman saya. Saya tipe orang yang bisa dibilang agak serius. Itu menurut saya dan pengalaman nyata juga orang-orang di sekitar yang sering bilang, "Jangan terlalu serius kenapa, Ndi". Okelah. Jadi kejadiannya kemarin hari Selasa. Saat kumpul dengan teman kelompok untuk membahas tugas, ada teman laki-laki dari kelas lain menyapa teman kelompok saya, cewek. Sebut aja teman kelompok saya ini Vira. Wawan, teman laki-laki saya tadi, mencoba untuk merebut ponsel Vira, sekedar bercanda beberapa kali. Saya yang lihat merasa risih. Becanda apa maksa ya? Pikir saya begitu. Akhirnya, Wawan berhenti ganggu dan mau pamit pulang. Eh, sebelum pulang dia minta salaman sama Vira. Spontan Vira mengatupkan kedua tangannya menandakan dia nggak mau salaman. Wawan ngeyel. Dia coba membungkus tangannya supaya tetap bisa bersalaman. Vira tetap nggak mau. Wawan tetap maksa, meski alasan Vira udah jelas. Mereka bukan mahram.