Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

I'm Survivor

Awal yang sedikit terburu-buru sepertinya. Sebelumnya sudah saya rencanakan mau ngetik apa, tapi karena saya paksakan jadi agak nge-blank sedikit. Kuliah, mungkin tidak semua orang bisa mendapat kesempatan ini. Tenang aja, saya gak bahas tentang kita tuh kudu bersyukur bisa kuliah jadi harus dimaksimilin dan teman-temannya. Nggak kok. Santai aja. Sebelumnya sempat saya bahas di postingan sebelum-sebelumnya, bahwa I’m Survivor of Scoliosis. Iya, saya mau pamer sedikit. Biar lebih santai, ijinkanlah saya menggunakan kata gue sebagai sudut pandang orang pertama, yah saya sendiri maksudnya. Hahaha.

The Dream

I had problem. It's about my dream. When I see someone success with their own dream I just want to be like them. Bring the dream comes true. I already have my dream, but still the power to make it true is empty. Then, I realized that my dream isn't the real dream. Next step I should do is change it into the real dream, I mean the real dream involve This World and the other World. :)

Ruh Yang Hilang

Manisnya kehidupan akan sangat terasa ketika kita menysukuri nikmat yang telah ada bukan? Begitulah. Itu yang sedang ku coba rasakan beberapa hari terakhir ini. Dikarenakan wi-fi dan masih amatirnya aku dalam mengatur waktu ini. Semenjak memasuki bangku kuliah, banyak sekali hal yang berubah dalam pikiranku. Baru memahami hal-hal yang sudah berlalu. Walau ku akui itu sangat terlambat. Setidaknya dengan pemahaman akan pengalamanku di waktu yang lalu aku sadar untuk berusaha tidak mengulanginya lagi. Seperti mengapa dulu aku bersikeras mengajak teman-temanku untuk mengaji, namun tidak disertai dengan cara yang layak. Bahkan, berakhir dengan kemarahan seakan mereka membenciku karena tidak mau mengikuti apa yang telah kuajakkan pada mereka. Pengalaman-pengalaman itu, sungguh disayangkan. Dan menjadi titik loncat bagiku untuk pengalaman di masa datang.

Jangan Mengobrak-abrik

Ayolah jangan mengotori hati orang lain juga. Kalau kamu merasakan perasaan yang lain, simpan sendiri saja tidak usah mengobralnya kemana-mana. Tidak usah ditunjukkan karena hanya akan semakin mengeruhkan hatimu dan mengobrak-abrik hati orang lain. Biar saja orang lain mengatakan saya ini jutek, judes, tidak bisa diajak bercanda dan sebagainya. Kalau dalam hal ini saya berusaha menjaga hati dengan tidak memedulikan mereka, menurut saya sikap ini tidak masalah asal tidak diterapkan pada yang perempuan saja. Terserahlah saya dibilang terlalu tua karena tidak mau berurusan dengan aktivitas menggelikan yang mengotori hati ini. Biarkan! Telan saja bulat-bulat perkataan mereka tanpa dicerna. Tidak usah menghabiskan waktu dengan hal semacam itu.