Langsung ke konten utama

Ringan dan Bermanfaat

Ternyata berbincang dengan kakak itu menyenangkan ya? Kemarin rasa ragu sempat mendatangiku. Sebelumnya aku mengeluh kepadanya, mengapa membicarakan hal yang tidak penting justru terasa lebih mengasyikan? Hal-hal yang sama sekali tidak berdampak setelah dibicarakan. Karena memang tidak ada ilmu yang terselip disana, kurasa. Kecuali mungkin bagi orang-orang yang memiliki kesulitan dalam berkomunikasi layak mencobanya dengan hal ini. Akan tetapi, menurutku sekali lagi, lebih baik melatihnya dengan mendiskusikan hal yang bermanfaat. Selain bersosialisasi juga dapat menyampaikan suatu hal yang berguna ke depannya. Dan aku sedang mencoba menerapkannya. Masih susah memang, tapi hal bagus apa sih yang tidak susah jika tidak dilatih?


Aku selalu merasa waktu yang kudapat ini kurang. Selalu kurang. Akan tetapi sebagian orang merasa 24 jam sehari ini terlalu lama. Apa yang membuatnya menjadi perbedaan meski aku dan mereka sama-sama manusia? Sepertinya setiap orang memiliki kesibukan yang berbeda satu sama lain, bukan berarti aku mengatakan yang merasa 24 jam terlalu lama adalah orang yang malas ya.
Kemudian, teringat aku oleh suatu buku yang membahas tentang kebiasaan manusia, Habits. Dalam buku ini dikatakan bahwa yang aku dan manusia lainnya butuhkan untuk menciptakan satu kebiasaan baru nan bermanfaat hanya dengan: praktik dan repetisi. Satu hal yang ingin kita biasakan haruslah dipraktikan terlebih dahulu, bagaimana, seperti apa, kapan, dan dimana. Kemudian, setelah menentukan hal tersebut, kita hanya perlu mengulangnya dalam beberapa waktu tertentu sehingga hal tersebut akan otomatis kita lakukan selanjutnya. Menakjubkan bukan? Hanya perlu 2 hal untuk membuat kebiasaan!Jangan salah, 2 hal ini terdengar enteng pada awalnya saja. Pada pertengahannya rasa malas akan terus praktik dan mengulang terasa sungguh membosankan! Susah memang, tapi hal bagus apa sih yang tidak susah jika tidak dilatih? Sesuatu yang sangat bagus tidak akan pernah didapat dengan jalan yang jelek, bukan?

Inilah yang sedang kulatih membuat perbincangan ringan menjadi lebih bermanfaat. Waktu terlalu berharga untuk disia-siakan dengan hal tak berguna. Di dalam Islam saja, afwan aku lupa siapa yang meriwayatkan, akan tetapi isinya bagus sekali dan kurang lebih seperti ini,"Waktu bagaikan pedang, yang dapat menebas kita di akhirat nanti jika tidak dimanfaatkan dengan baik". Subhanallah. Bukan time is money. Hidup seorang muslim harus seimbang antara dunianya dengan akhirat.

Lakukan yang bermanfaat! Susah memang, tapi hal bagus apa sih yang tidak susah jika tidak dilatih? Sudah tiga kali baca kalimat sebelumnya ya? Belum hapal semua katanya tetapi paham maknanya. Dan jika sering dibaca akan menjadi hapal. Itulah Habits. Allahu Akbar! ^^  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Save KRS Online

Yak, balik lagi untuk postingan tips dan trik. Karena berkaca dari pengalaman pribadi yang panik ga bisa save KRS. Sedangkan kuota untuk buka KRS lagi untuk diprint itu nggak ada. Okay, sila dibaca tutorial berikut ini.

Surel dari Murai (1)

       Zara POV Beberapa hari belakangan ini aku merasa bosan. Buku maupun ebook beberapa sudah kutamatkan. Tapi masih terasa sepi dan jenuh sekali. Harus ada aktivitas baru. Iseng kubuka email khusus korespondensi. Ternyata ada surel dari Murai masuk. Hampir sekitar sebulan lebih kami tidak pernah berkomunikasi. Entah aku yang terlalu sibuk atau mungkin dia juga sedang sibuk dengan aktivitas barunya mengajar anak-anak. Yah, intinya aku tidak ingin menyalahkan siapa pun atas berjaraknya pertemanan ini.

Surat untuk Murai (2)

(Dari Zara untuk Murai) Menulis balasan untuk Ai ternyata tidak semudah itu. Menuangkan dan menata ulang isi pikiran juga tidak gampang, tapi bukan sesuatu yang mustahil. Kuberanikan diri membalas e-mail Ai yang sudah berapa bulan ini tak tersentuh. Harapanku, semoga Ai mau membacanya. Kalau mode berbicara aku berharap Ai mau mendengarkan. Aku terbuka untuk solusi atau sekedar balasan simpati. Sebagai tanda bahwa tulisanku didengar olehnya. ______