Langsung ke konten utama

Kesunyian Ramadhan 2014

Suasana pagi di hari dan bulan yang berbeda memang benar-benar mempunyai dampak yang magis bagiku. Dan dalam beberapa hari terakhir banyak kegiatan yang harus kulakukan untuk mencapai suatu tujuan bermanfaat di kemudian harinya. Sepertinya contohnya, kedua mataku silinder 1/4. Meski hanya sedikit, ketahuilah bahwa hal ini lumayan akan mengganggu jika kau harus memperhatikan sesuatu yang jauh dalam waktu yang singkat. Program sederhanaku selama liburan ialah melihat pemandangan. Lebih lebarnya lagi, yaitu memfokuskan mata pada suatu objek  yang berjarak agak jauh dalam beberapa menit. Karena dari artikel yang kubaca, mata minus maupun silinder akan terus bertambah jika melihat jarak dekat selalu dilakukan. Dengan kata lain, kalau aku bisa mengatur kapan saja harus melihat jarak dekat dan jauh akan meminimalisir meningkatnya masalah mata ini.

Tidak ada yang lebih indah dari bulan Ramadhan menurutku. Nafsu terjaga, dan tentunya setannya sedikit -karena kerap kali aku sering merasa malas walau sedikit- sehingga banyak kegiatan yang kurencanakan alhamdulillah tercapai. Namun, ada yang berbeda di tahun ini. Tidak seramai dulu. Terutama teman seremajaku di lingkungan rumah. Sedikit info saja ya, aku ini anak rumahan. Jarang sekali keluar. Kalaupun keluar harus ada hal penting. Seringkali akibat dari keenggananku keluar menyebabkan aku menjadi anak yang kuper. Tentunya ini tidak keren sama sekali. Dan sepinya teman remaja semakin membuatku malas untuk keluar rumah. Bahkan, anak-anak kecil pun ikut-ikutan malas berkumpul setelah selesai tarawih. Sebesar inikah dampaknya? Mungkin dikarenakan ketua Remaja Masjidnya sedang training ke Bima, kalau tidak salah. Juga tetangga belakang rumahku pindah. Padahal dia ini biang garing. Maksudku, dia suka sekali memeriahkan suasana dengan lelucon tidak lucu! Akan tetapi setelah dia pindah, remaja lelaki lain seakan menjauh menurutku. Sama seperti anak-anak kecil tadi, usai tarawih mereka pergi begitu saja melewatkan agenda tadarus yang setahun lalu sangat rajin dilaksanakan. Sedih rasanya. Hanya karena teman, perbuatan baik tidak jadi dilakukan. Dan memang seharusnya ketika melakukan hal baik terasa lebih enak bersama-sama karena yang terasa adalah merasa saling melengkapi satu sama lain. Merasa kuat, meski tak sekuat yang terlihat. Bahagia, melakukan suatu kebaikan dengan banyak teman yang kemudian akan menguatkan ukhuwah Islamiyah. Sungguh aku dan mereka jarang berkumpul sesering aktivitas di bulan Ramadhan. Karena, bagaimanapun juga, semua orang sedang berlomba-lomba untuk melakukan yang terbaik dalam bulan ini, terlebih lagi tiada setan serta nafsu yang kecil. Fastabiqul khairat berjamaah sungguh menyenangkan, jika ada salah akan segera diperbaiki, dan yang sudah bagus ditingkatkan lagi. Mudah-mudahan aku dan teman lainnya di seluruh dunia dipertemukan dengan bulan Ramadhan tahun depan agar terus memompa iman yang hampir lemah selama 11 bulan sebelumnya. Allahu Akbar!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Save KRS Online

Yak, balik lagi untuk postingan tips dan trik. Karena berkaca dari pengalaman pribadi yang panik ga bisa save KRS. Sedangkan kuota untuk buka KRS lagi untuk diprint itu nggak ada. Okay, sila dibaca tutorial berikut ini.

Surel dari Murai (1)

       Zara POV Beberapa hari belakangan ini aku merasa bosan. Buku maupun ebook beberapa sudah kutamatkan. Tapi masih terasa sepi dan jenuh sekali. Harus ada aktivitas baru. Iseng kubuka email khusus korespondensi. Ternyata ada surel dari Murai masuk. Hampir sekitar sebulan lebih kami tidak pernah berkomunikasi. Entah aku yang terlalu sibuk atau mungkin dia juga sedang sibuk dengan aktivitas barunya mengajar anak-anak. Yah, intinya aku tidak ingin menyalahkan siapa pun atas berjaraknya pertemanan ini.

Surat untuk Murai (2)

(Dari Zara untuk Murai) Menulis balasan untuk Ai ternyata tidak semudah itu. Menuangkan dan menata ulang isi pikiran juga tidak gampang, tapi bukan sesuatu yang mustahil. Kuberanikan diri membalas e-mail Ai yang sudah berapa bulan ini tak tersentuh. Harapanku, semoga Ai mau membacanya. Kalau mode berbicara aku berharap Ai mau mendengarkan. Aku terbuka untuk solusi atau sekedar balasan simpati. Sebagai tanda bahwa tulisanku didengar olehnya. ______