Langsung ke konten utama

OSPEK and Our Meeting, Fellas!

Hari ini OSPEK Universitas! Wuih, rame bener auditorium dibuatnya..! Banyaknya siswa yang berasal dari beragam daerah, tentu dengan logat bicara yang mereka gunakan. Perasaan ini sungguh asing. Maksudku, keadaan yang terlalu ramai ini lebih membuatku pusing! Karena jarang sekali aku mengikuti acara yang jumlah orangnya sebanyak ini. Sekitar ribuan orang. Walaupun ketika di SMK-ku dulu muridnya berjumlah ribuan, tapi ini berbeda. Orang-orangnya sangat tidak banyak kukenal. Hal inilah yang membuatku seakan melangkah keluar dari zona nyaman dan aman.



Ketika Technical Meeting pun aku bersama teman-teman yang laki, karena belum menemukan teman yang perempuan. Emang sih, dapet temen cewek meski beda jurusan. Tapi, entah karena berbeda prinsip (mereka ngobrol pas lagi pengumuman), aku pun pindah. Bukannya egois, tapi jika aku memaksakan diri mengikuti mereka dan tertinggal info yang seharusnya kudapatkan dari tujuan acara ini diadakan itu sama saja merugikan diri demi mendapat ketertarikan orang lain. Menurutku, tertarik pada seseorang (untuk mencari teman, bukan yang lain) punya waktu tersendiri. Bukan malah menggadaikan harga diri. So, bisa dipastikan sewaktu TM aku belum punya teman yang sepaham.
Upacara 17 Agustus kemarin, aku menyempatkan diri untuk datang. Aslinya sih males banget! Tapi, demi mengetahui medan perang seperti apa, aku datang. Udah bisa dipastiin, aku gak pernah janjian ketemu dimana sama temenku yang lain. Walhasil, bisa ditebak, gak ada satupun yang ku kenal ketika menerobos barisan mahasiswa paling belakang tuk mendapat barisan perempuan yang berada didepan. Awalnya aku memang sifat "permisi ya.. permisi" dengan halus, tapi aku sadar ini bukan lagi SMK dimana orang-orang yang mengenalku sudah paham dengan prinsip yang kuanut. Oke, ganti. Lebih tegas kukatakan, "Permisi!" pada laki-laki yang berseliweran. Kemudian, seorang perempuan dengan tas pink mungil menyerobot dan berada di depanku. Sepertinya kenal. Benar saja! Dia temanku sewaktu kelas 1 SMP. Well, pada hari itu aku mendapatkan teman bicara dari upacara hingga pulang. Beberapa teman lain juga sempat saling bertukar identitas, tapi tak bertahan lama kurasa karena segera saja aku lupa nama-nama mereka.

Selasa, 18 Agustus 2015. Hari pertama OSPEK Universitas. Diawali dengan absensi yang benar-benar kacau! Berdesak-desakan macam antri sembako aja. Kemudian, salah menempati barisan jurusan. Akhirnya aku dan Regina (teman SMK-ku dan teman sejurusan juga) membuat barisan baru pada Fakultas Ekonomi. Alhamdulillah, aku masuk jurusan Manajemen di Universitas Mataram ^ ^. Tercapai sesuai keinginan. Meski awalnya pengen masuk Pendidikan Fisika, tapi gak kuat ngerjain soal Saintek pas tes SBMPTN. Dan pilihan pertamakulah yang terwujudkan, Ekonomi Manajemen! Kalau diurutkan, pertama itu Manajemen. Kedua, Ilmu Komunikasi dan ketiga adalah Pendidikan Fisika. Tapi, lulusnya aku melalui jalur SBM ini bukan karena jawabanku. Aku bener-bener gak nyangka bisa lolos. Karena pengalaman kakak kandung dan kakak kelas dulu, susah banget masuk lewat jalur ini. Keberuntungan, kata mereka. Tapi kataku ini atas izin Allah semata. Bukan yang lain.
Acara hari ini bisa dibilang membosankan, jujur aja. Kita cuma dikasi semacam informasi tentang kampus dan fasilitasnya. Kata Gani, badannya serasa patah semua saking lamanya kami duduk. Bukan cuma Gani, aku juga. Pegel! Mulai dari perkenalan wakil dekan, SKS dan penilaian akhir sampai letak perpustakaan dijelaskan. Kenapa bikin bosan ya? Setelah dipikir-pikir, karena penjelasannya hanya satu arah. Maksudku, tanpa interaksi dengan mahasiswa baru. Ini yang bikin ngantuk bin bosen. Memang sih yang namanya pengarahan selalu begitu, tapi cara penjelasannya itu kurang menarik. Bukan berarti ketika aku menjelaskan suatu materi sudah menarik, belumlah. Ini terkait Jam Terbang. Insyaa Allah bakal aku bahas di judul posting yang lain. Itu bagian bosennya versiku. Yang bikin seru itu ketemu sama temen-temen lama! Ya ampun, ini kayak semacam reuni mendadak. Ada Maya, Ogi, Firdi, Agung (belum kusapa, cuma liat doang), Via, dan Puput. Hihi, temenku sedikit yak? Gak apa-apa deh, yang penting punya kan? Sayangnya, gak ada yang satu fakultas denganku. Meski begitu, tetep aja itu menjadi ajang perkenalan singkat kembali dengan mereka. Yang secara gak langsung membangkitkan kembali memoriku ketika sedang duduk di bangku SD maupun SMP.

Terus juga, zona nyaman yang belum bisa kulepaskan ini terasa agak mengganggu. Aku tidak bermaksud menyalahkan teman-temanku yang berkumpul kembali ketika waktu istirahat. Bukan begitu, hanya saja, kesempatan untuk berbaur dengan yang lain belum bisa kulakukan. Mungkin karena dalam OSPEK Universitas inilah pertemuan sering kami, sehingga ketika sudah berada di fakultas masing-masing kami jarang bisa bertemu. But, i hope not. Saya harap, kita bisa tetep kumpul lagi diluar waktu kuliah. Karena tentu big thanks  buat kalian yang udah menjadi tokoh-tokoh dalam hidupku. Tanpa kalian, mungkin pelajaran dan pengalaman hidupku tidak seperti ini.

Setelah istirahat ternyata kami mendapatkan semacam penyuluhan keagamaan yang menurutku kurang relevan. Karena pesertanya bukan hanya muslim, tapi beragam agama lain. Sehingga bapak pemateri yang muslim berusaha menyampaikan materi yang bisa diterima untuk semua. Dan hal itulah yang menjurus pada Pluralisme. Paham yang mengatakan bahwa semua agama adalah sama. Tidak benar sama sekali. Kemudian, pemateri mengatakan bahwa kita harus toleran atau tasamuh kepada penganut agama lain. Namun, toleransi bukan berarti mengikuti ajaran agama lain melainkan tidak mengganggu acara peribadatan mereka. Bukan juga membenarkan. Aku tau, karena berada di posisi bapak tersebut cukup sulit, harus membahas keagamaan dengan para pesertanya menganut kepercayaan yang berbeda. Hanya saja, aku tidak menyukai cara beliau yang menyamakan ajaran Islam dengan agama lain. Karena siapapun tidak bisa mengelak, bahwa Islam memang berbeda. Tidak hanya membahas mengenai shalat, bahkan mencakup urusan pemerintahan pun ada didalamnya. Dan bukan hanya sekedar sifat para pemimpin melainkan bagaiman pemimpin tersebut harus bersifat seperti itu. Tentu saja, ini hanya sebagian contoh kecil. Masih banyak yang lain. Ini bagian yang cukup menggangguku hari ini.

Ketika pulang, kembali aku bertemu dengan nama-nama yang telah disebutkan diatas. Mereka sudah banyak berubah. Menjadi lebih hebat! Senang melihat dan mendengar kabarnya. Ya, mudah-mudahan kami semua tetap berusaha berubah. Menjadi lebih baik dan hebat tentunya.

Segitu dulu tentang hari pertama OSPEK ^ ^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Save KRS Online

Yak, balik lagi untuk postingan tips dan trik. Karena berkaca dari pengalaman pribadi yang panik ga bisa save KRS. Sedangkan kuota untuk buka KRS lagi untuk diprint itu nggak ada. Okay, sila dibaca tutorial berikut ini.

Surel dari Murai (1)

       Zara POV Beberapa hari belakangan ini aku merasa bosan. Buku maupun ebook beberapa sudah kutamatkan. Tapi masih terasa sepi dan jenuh sekali. Harus ada aktivitas baru. Iseng kubuka email khusus korespondensi. Ternyata ada surel dari Murai masuk. Hampir sekitar sebulan lebih kami tidak pernah berkomunikasi. Entah aku yang terlalu sibuk atau mungkin dia juga sedang sibuk dengan aktivitas barunya mengajar anak-anak. Yah, intinya aku tidak ingin menyalahkan siapa pun atas berjaraknya pertemanan ini.

Surat untuk Murai (2)

(Dari Zara untuk Murai) Menulis balasan untuk Ai ternyata tidak semudah itu. Menuangkan dan menata ulang isi pikiran juga tidak gampang, tapi bukan sesuatu yang mustahil. Kuberanikan diri membalas e-mail Ai yang sudah berapa bulan ini tak tersentuh. Harapanku, semoga Ai mau membacanya. Kalau mode berbicara aku berharap Ai mau mendengarkan. Aku terbuka untuk solusi atau sekedar balasan simpati. Sebagai tanda bahwa tulisanku didengar olehnya. ______