Langsung ke konten utama

Udah Berteman Aja!

Bercerita sedikit tentang pengalaman ospek kemarin (hari kedua). Meskipun sudah berkenalan dengan beberapa MaBa tetep aja, sisanya yg berjumlah ribuan belum tersentuh perkenalan. Hihi, rakus sekali mau kenal semuanya. Gak gitu juga kali. Nah, temen SMK saya bilang kalo saya ini banyak sekali temennya. Padahal jujur aja, kalo dihitung kurang dari sepuluh orang! Kenapa bisa terlihat banyak ? Oke, sy gak bermaksud menyombongkan diri, tapi lebih ke membahas bukunya Ust. Salim A. Fillah yang berjudul Dalam Dekapan Ukhuwah. Di buku itu dibagi dalam beberapa bab yg isinya mengenai ukhuwah atau hubungan antara sesama. Dimana ketika baca ebook (hehe belum bisa beli) itu, perilaku dan sifat saya tersindir semua. Yang berkaitan dalam ikatan pertemanan atau perkenalan berdasar cerita saya adalah Yang Tertarik Itu Menarik.
Menurut hasil penelitian *tsah dan berusaha mengerti saya bertemu dengan kesimpulannya. Seseorang yg tertarik pada orang lain, secara tidak langsung akan membuat orang tersebut tertarik padanya. Begitulah hukum Tarik-Menarik. Meskipun kita mencoba untuk tertarik hanya sekedar mengenal tanpa sadar, ketertarikan satu sama lain akan mengembang menjadi suatu ikatan hubungan. Saya tegaskan ini bukanlah pacaran tentunya. "Anda," kata Jhon C. Maxwell. "Bisa mendapatkan teman yang lebih banyak dalam dua bulan dengan menjadi tertarik pada orang lain, daripada dalam dua tahun dengan mencoba membuat orang lain tertarik kepada Anda." Dan menurut pengalaman saya, itu benar. Hanya orang-orang yg berusaha tertarik pada orang lainlah yg menarik. Dan orang yg menarik disebut berkharisma. Ini saya comot dari bukunya Ust. Salim A. Fillah. Tanpa saya sadari, begitulah adanya. Pantas sewaktu SMP dulu, sy kurang banyak memiliki teman. Karena nunggu mereka nyapa duluan. Jangan ditiru ya!

Berteman sudah menjadi hal yg lumrah bahkan salah satu faktor kesuksesan seseorang. But, sebelumnya saya mau tambahin sedikit wejangan. Berteman gak selamanya hanya tentang menjaga hubungan. Biasa terselip didalamnya tujuan-tujuan kecil. Dan saya harap tujuan kita positif semua. Bukan cuma mencari keuntungan dalam pertemanan itu, misalnya kita berteman dengan orang pinter supaya pas ulangan bisa dikasi sontekan. Atau berteman sama orang yg tenar supaya ikutan terkenal. Beda, dengan orang yg berteman dengan tujuan agar saling belajar dan mengingatkan. Semua terlihat dari tujuan atau hal dasarnya yaitu niat. Yap, ini semua berhubungan bagaikan link dalam suatu website. Yuk, kita atur lagi alasan kenapa kita berteman. Pastinya, kita berteman untuk mengikat tali persaudaraan, terus belajar, saling mengingatkan dan menguatkan. Namanya juga manusia, tempat salah dan khilaf juga sengaja dan ngga sengaja melekat padanya. So, butuh banget sama saran dan kritikan dari orang-orang yg bersamanya. Kita hidup gak sendirian. Beda kalo yg lagi bertapa ya... Jangan sepelekan sapaan manis dan halus dari seseorang yg ingin berteman dengan kita. Mungkin dia akan menjadi salah satu teman terbaik kita. Yg sebenarnya kita gak pernah kepikiran buat dapet temen kayak dia. Atau mendapatkan teman yg berada diluar dugaan.

Udahan yuk gengsinya. Kita gak bakal dapet apapun kalo cuma diem dan nunggu orang nyapa duluan. Kita harus bertindak meskipun ini diluar zona nyaman kita. Seseorang tidak akan pernah berkembang jika tidak pernah memacu dirinya, memaksa dirinya untuk melakukan suatu perubahan. Dan contoh kecilnya, tentang berteman tadi. Well, semua ada permulaannya. Semua ada waktunya. Tinggal kitanya aja. Pilihan di tangan kita. Apa kita tetep mau seperti yg dulu? Tidak berubah sama sekali? Tidak ingin menjadi lebih baik dari sebelumnya? Tentu mau dong! Karena tarik menarik tidak bisa dilakukan satu orang. Dia membutuhkan orang lainnya.

Hm, sedikit lagi deh. Jangan suka berharap lebih kepada teman kita. Bukan bermaksud meremehkan atau gimana. Tapi, kapasitas tiap manusia itu berbeda. Hargailah mereka sesuai kadar masing-masing. Jangan menekannya. "Kau adalah kau," kata Radar, dalam novel Paper Town. "Aku tidak bisa memaksamu untuk menjadi sepertiku."  Kita sudah berbeda, jadi mau dipaksakan bagaimana pun kita tetap berbeda. Ini dilihat dari segi karakter. Kita berharap mereka menjadi yg terbaik bagi mereka, bukan bagi kita. Karena standar terbaik punya pribadi masing-masing. Saran saya (lagi!) jangan pernah kapok berteman. Walau pahit, manis, asem dan asin, bersyukurlah karena udah merasakannya. So, kedepannya bisa lebih "strong" menghadapi berbagai situasi.

Surga gak rame tanpa dirimu, kawan!

Sekian, wassalamualaykum wr wb


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Save KRS Online

Yak, balik lagi untuk postingan tips dan trik. Karena berkaca dari pengalaman pribadi yang panik ga bisa save KRS. Sedangkan kuota untuk buka KRS lagi untuk diprint itu nggak ada. Okay, sila dibaca tutorial berikut ini.

Surel dari Murai (1)

       Zara POV Beberapa hari belakangan ini aku merasa bosan. Buku maupun ebook beberapa sudah kutamatkan. Tapi masih terasa sepi dan jenuh sekali. Harus ada aktivitas baru. Iseng kubuka email khusus korespondensi. Ternyata ada surel dari Murai masuk. Hampir sekitar sebulan lebih kami tidak pernah berkomunikasi. Entah aku yang terlalu sibuk atau mungkin dia juga sedang sibuk dengan aktivitas barunya mengajar anak-anak. Yah, intinya aku tidak ingin menyalahkan siapa pun atas berjaraknya pertemanan ini.

Surat untuk Murai (2)

(Dari Zara untuk Murai) Menulis balasan untuk Ai ternyata tidak semudah itu. Menuangkan dan menata ulang isi pikiran juga tidak gampang, tapi bukan sesuatu yang mustahil. Kuberanikan diri membalas e-mail Ai yang sudah berapa bulan ini tak tersentuh. Harapanku, semoga Ai mau membacanya. Kalau mode berbicara aku berharap Ai mau mendengarkan. Aku terbuka untuk solusi atau sekedar balasan simpati. Sebagai tanda bahwa tulisanku didengar olehnya. ______