Langsung ke konten utama

Review Sword Art Online Jilid 10 Alicization Running


Menurut saya, cerita ini dibuat berdasarkan fakta namun diselesaikan dengan cerita fiksi ilmiah. Berikut cuplikan dari light novel karya Kawahara Reki.

"...Aku masih di sekolah dasar saat perang Iraq, dan Aku masih mengingatnya dengan jelas. Ada banyak berita tentang bagaimana tentara Amerika menggunakan pesawat jet dan mini-tank tanpa pilot untuk menyerang musuh. Apakah itu yang kau maksud? Itu berarti senjata yang ada AI didalam nya menyerang sendiri. Kau berfikir tentang hal itu..."  


Disini diceritakan bahwa kasus saat Iraq dituduh meledakkan Gedung WTC di Amerika. Kemudian Amerika menjadikan hal ini sebagai alasan untuk membom balik Iraq, karena diduga Iraq mempunyai alat pemusnal massal (pendapat saya). Tidak hanya Amerika negara maju lain pun sedang mengembangkan teknologi pesawat tanpa awak. Dipaparkan pula beberapa peperangan dunia yang sudah menjadi rahasia umum ,seperti perang Vietnam kemudian perang dinginnya Uni Soviet dan Amerika. Jepang pun selaku partner kerja sama dalam pengembangan teknologi dengan Amerika pun turut menemukan "wajah lain" dari Amerika. Saya nggak tahu ini benar atau uma cerita tapi menurut saya masuk akal sehingga saya bahas. 

Perang sendiri terjadi dikarenakan adanya persaingan antara 2 negara yang berusaha untuk menguasai dunia. Dalam hal ini Amerika pernah berperang dengan Uni Soviet untuk menciptakan teknologi senjata paling unggul dan tidak dapat dilampaui satu sama lain. Sejarah mengatakan Amerika lah yang memenangkan perang tersebut. Namun, bukan berarti peperangan sudah usai. Sejak runtuhnya Uni Soviet, Amerika menjadikan terorisme sebagai musuh selanjutnya untuk diperangi. Sedangkan ciri-ciri teroris sendiri tidak dijelaskan seperti apa.

Berikut kutipan dari salah satu tokohnya, Kikuoka-san sebagai Petugas Pertahanan Diri.

"Contohnya, jet tempur support yang kami pakai saat ini sedang dikembangkan bersama-sama dengan Amerika, tapi kenyataannya, mereka menyembunyikan teknologi terbaru mereka dan mendapatkan teknologi maju yang diciptakan Jepang. Tentang persenjataan yang kita beli, bisa apa persenjataan itu? Jet tempur utama yang baru kami beli tampak seolah-olah software nya -otak nya, telah dihilangkan. Jadi tentara Amerika memberikan kami teknologi yang sudah ketinggalan zaman dan menyimpan barang-barang yang bagus...hm, Aku tampak seperti seorang idiot, mengatakan hal seperti ini..." 

Disimpulkan oleh tokohnya kalau teknologi pertahanan Jepang terlalu lemah. Walaupun bekerja sama dengan Amerika tetap tidak akan memajukan teknologinya. Sehingga penulis novelnya mengatakan bahwa Jepang harus mandiri dalam membuat teknologi sendiri. Teknologi yang ingin dikembangkan pun berkaitan dengan pertahanan diri dari perang yang kemungkinan akan terjadi. Jepang pun menyesuaikan diri dengan sedang dikembangkannya teknologi pesawat temput tanpa awak. Untuk menjalankan pesawat tanpa awak diperlukan sebuah Kecerdasan Buatan (Artificial Inteligen) dalam mengendalikan pesawat. Dalam pengembangannya, Artificial Inteligen (AI) ini menghasilkan dua jalur, yakni Top-down type AI dan Bottom-up type AI. AI merupakan pemrosesan informasi digital pada suatu program yang dibuat oleh manusia. Sederhananya dari perbedaan antara keduanya adalah Top-down hanya dapat melakukan sebatas apa yang diperintahkah sedangkan Bottom-up dapat melakukan adaptasi terhadap lingkungan dimana program itu berada. Contoh dari Top-down AI dapat kita temui dalam dunia nyata, yakni autopilot pada pesawat terbang. Sedangkan contoh dari Bottom-up AI adalah program Alice di dalam light novel ini. Sehingga apabila diberikan "badan" AI ini dapat dikatakan sebagai manusia dalam wujud yang berbeda. Dengan kesadaran murni inilah yang akan dijadikan sebagai awak dalam pesawat terbang.

Untuk mewujudkan AI jenis Bottom-up ini, dilakukanlah penelitian dengan menggunakan mesin Soul Translation (STL). RATH merupakan perusahaan yang mengembangkan mesin STL, gabungan dari mesin full-dive buatan Kayaba Akihiko dan medicuboid buatan Kanjirou Rinko.Mesin ini digunakan untuk mengekstrak jiwa manusia asli sehingga tercipta jiwa buatan untuk kemudian dibuat sebuah populasi yang terdiri dari banyak jiwa-jiwa manusia. Agak terdengar mengerikan jujur aja, saat saya membacanya. Dan penuh imajinasi. Jiwa manusia yang sudah diekstrak tadi dihilangkan memori manusia aslinya untuk selanjutnya "dikembangbiakkan". Kirito, tokoh utamanya, menjadi sukarelawan dalam menggunakan mesin ini. Karena menurutnya STL merupakan pengembangan lebih lanjut dari mesin full-dive. Dunia untuk menampung jiwa-jiwa manusia tadi (Fluctuation Light) dibuatlah sebuah dunia virtual bernama Underworld. Fluctuation Light yang disingkat menjadi Fluctlight, merupakan sebutan lain dari jiwa manusia. Saya nggak bahas ini lebih lanjut. 

Ternyata setelah dunia itu dijalankan selama beberapa waktu, apa yang diharapkan oleh Kikuoka-san tidak berjalan semestinya. Bottom-up AI diharapkan dapat beradaptasi pada lingkungannya ternyata tidak berhasil. Ketika peneliti mengatur musim paceklik di Underworld, tidak terjadi aksi saling mencuri ataupun membunuh Fluctlight lain didalamnya. Bahkan, para Fluctlight itu membagi makanan mereka agar sama rata dan pada musim berikutnya para Fluctlight itu mati karena kekurangan bahan makanan. Fluctlight yang hidup di Underworld mempunyai Taboo-Index, yakni aturan mutlak yang tidak boleh dilanggar oleh para Fluctlight. Salah satu aturan yang tercantum adalah tidak dibenarkan menyakiti sesama "manusia"di Underworld.  Tujuan dari dibuatnya mesin STL itu adalah untuk menciptakan Fluctlight menjadi Bottom-up AI yang kemudian dapat dipakai pada aktivitas nyata, yakni peperangan.

Setelah Kirito memasuki dunia tersebut terjadi perubahan pada 2 Fluctlight yang hidup bersamanya yaitu Alice dan Eugeo. Nama Alice sendiri merupakan konsep dari seluruh rencana yang RATH punya. Alice singkatan dari Artificial Labile Intelligence Cybernetic Existence adalah eksistensi sebuah AI dengan kemampuan beradaptasi yang tinggi. Tujuan penelitiannya adalah untuk membuat Fluctlight menjadi Alice. Proses penelitian ini pun disebut Alice-ing oleh petugasnya. Maka begitulah asal dari judul novel ini, Project Alicization.


Untuk kelanjutan cerita dari Pendekar Pedang, Kirito nggak saya bahas disini. Mungkin di lain waktu, kalau saya benar-benar mau. Karena fokus saya disini pengembangan teknologi sebagai solusi dari fakta yang ada sekarang. Karena teknologi AI ini memang sedang marak untuk dikembangkan. Namun, sebagai penulis review saya berhak untuk memberikan opini saya terhadap novel ini. Jadi, setelah diskusi dengan mentor, saya dapatkan bahwa kewajiban jihad tidak akan gugur walaupun ada teknologi seperti ini.

Jihad dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu menegakkan agama Allah atau menjaga Din tetap tegak, dengan cara-cara sesuai dengan garis perjuangan para Rasul dan Al-Quran. Jihad juga ditujukan untuk menghapuskan penyembahan manusia kepada sesama manusia maupun barang lainnya. Jihad ini pun dilakukan setelah dilakukan dakwah kepada wilayah yang dituju sehingga bagian dari politik luar negeri Daulah Islam (Negara Islam). 


referensi:
Light Novel Sword Art Online Jilid 10 Alicization Running
http://www.alanturing.net/turing_archive/pages/reference%20articles/what_is_AI/What%20is%20AI09.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Save KRS Online

Yak, balik lagi untuk postingan tips dan trik. Karena berkaca dari pengalaman pribadi yang panik ga bisa save KRS. Sedangkan kuota untuk buka KRS lagi untuk diprint itu nggak ada. Okay, sila dibaca tutorial berikut ini.

Surel dari Murai (1)

       Zara POV Beberapa hari belakangan ini aku merasa bosan. Buku maupun ebook beberapa sudah kutamatkan. Tapi masih terasa sepi dan jenuh sekali. Harus ada aktivitas baru. Iseng kubuka email khusus korespondensi. Ternyata ada surel dari Murai masuk. Hampir sekitar sebulan lebih kami tidak pernah berkomunikasi. Entah aku yang terlalu sibuk atau mungkin dia juga sedang sibuk dengan aktivitas barunya mengajar anak-anak. Yah, intinya aku tidak ingin menyalahkan siapa pun atas berjaraknya pertemanan ini.

Surat untuk Murai (2)

(Dari Zara untuk Murai) Menulis balasan untuk Ai ternyata tidak semudah itu. Menuangkan dan menata ulang isi pikiran juga tidak gampang, tapi bukan sesuatu yang mustahil. Kuberanikan diri membalas e-mail Ai yang sudah berapa bulan ini tak tersentuh. Harapanku, semoga Ai mau membacanya. Kalau mode berbicara aku berharap Ai mau mendengarkan. Aku terbuka untuk solusi atau sekedar balasan simpati. Sebagai tanda bahwa tulisanku didengar olehnya. ______