Langsung ke konten utama

The Reminder of Mistake

Mengoreksi diri sendiri, berkaca pada diri sendiri, dan banyak lagi sebutan lainnya dalam bahasa Indonesia. Spesialnya, dalam bahasa Arab yang biasa disebut muhasabah. Masih asing dengan kata ini? Wajar, belum belajar bahasa Arab. Bukan pamer, tapi yang nulis juga lagi belajar meski bolong-bolong, hihi. Sering banget bukan kalimat semacam diatas terkumandangkan dimana-mana pas terjadinya suatu konflik. Yah, itu sudah biasa. Yang gak biasa, yang ngomong gak ngaca diri sendiri *wuidih, sadiss banget katanya... Dengan kesempatan yang limit ini mudah-mudahan postingan yang sebenarnya gue alami sendiri bermanfaat bagi sobat sekalian! 

Problem will always come in your life. Semua orang pastinya pernah merasakan hal ini. Seakan-akan masalah tersebut ogah banget buat pergi. Atau bahkan ada orang yang gak punya masalah sama
sekali. Yang ini justru harus lebih diwaspadai, karena bisa jadi dirinyalah yang bermasalah sehingga tidak menyadari masalah yang ada didepan mata. Pelajar (yang nulis juga termasuk) terkadang suka merasa mempunyai masalah yang sangat besar dan terlalu banyak. Hanya 3 buah masalah dibesar-besarkan sampai-sampai benar adanya semakin besar masalahnya. Coba yuk dijabarkan lagi. Remaja mempunyai 3-4 lingkup masalah. Pertama, sekolah. Kedua, keluarga. Ketiga, teman/sahabat. PR gimana? Itu termasuk dalam lingkup sekolah. Dan beda usia beda juga lingkup masalahnya.

Tentunya dalam masing-masing lingkup masalah mempunyai taraf kesulitan yang relatif berbeda dalam setiap kasusnya. Belajar untuk peka dengan masalah yang ada. Coba bedakan masalah yang lebih utama dengan yang kurang begitu genting kasusnya. Bukan berarti yang kurang genting diabaikan gitu aja, tapi sesuaikan dengan kebutuhan kepribadian masing-masing dalam menyelesaikannya. Nah, karena gue gak bisa nilai gue sendiri kayak gimana, gue perlu teman untuk mengingatkan. Yap, kita butuh banget teman semacam ini. Disinilah poin pentingnya. Disamping membutuhkan partner untuk mengingatkan, kita juga perlu mengevaluasi diri setiap harinya. Waktu yang tepat, malam hari sebelum tidur. Biasanya sebelum tidur, sebagian remaja memikirkan, merencanakan, dan menghayalkan hari esok. Luangin waktu sedikiit aja untuk mengingat semua aktivitas yang sudah dilakukan sebelumnya. Manusia melakukan kesalahan menandakan manusiawinya manusia. Setelah dapat kesalahan yang telah dilakukan, langkah selanjutnya berusaha untuk tidak melakukan hal yang sama untuk keesokan harinya. 

Dengan adanya teman, masalah terkadang cepat terdeteksi. Ini berlaku khusus untuk teman yang sangaat dekat. Kalau dia benar-benar teman yang dekat, dia gak pengen temannya terus berada pada kubangan kesalahan. Maka, dia pun mendatangi temannya dan mulai menanyakan serta menceritakan masalah yang terlihat olehnya. Setelah mengetahui hal tersebut, well itu sakit. Memang. Mengetahui kesalahan yang tidak disadari sebelumnya juga menimbulkan rasa perih. Jangan terlalu lama berlarut dalam rasa sakit itu! Seperti badan manusia, hati juga mempunyai regenerasi. Ketika salah satu bagian badan terluka, maka aktiflah zat dalam tubuh yang bekerja untuk memulihkan kembali luka tersebut. Dalam hal ini, mencoba melangkah dalam menyelesaikan masalah tersebut. Menyelidik kembali kesalahan tersebut serta menyiapkan solusi dari masalah tersebut.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Save KRS Online

Yak, balik lagi untuk postingan tips dan trik. Karena berkaca dari pengalaman pribadi yang panik ga bisa save KRS. Sedangkan kuota untuk buka KRS lagi untuk diprint itu nggak ada. Okay, sila dibaca tutorial berikut ini.

Surel dari Murai (1)

       Zara POV Beberapa hari belakangan ini aku merasa bosan. Buku maupun ebook beberapa sudah kutamatkan. Tapi masih terasa sepi dan jenuh sekali. Harus ada aktivitas baru. Iseng kubuka email khusus korespondensi. Ternyata ada surel dari Murai masuk. Hampir sekitar sebulan lebih kami tidak pernah berkomunikasi. Entah aku yang terlalu sibuk atau mungkin dia juga sedang sibuk dengan aktivitas barunya mengajar anak-anak. Yah, intinya aku tidak ingin menyalahkan siapa pun atas berjaraknya pertemanan ini.

Surat untuk Murai (2)

(Dari Zara untuk Murai) Menulis balasan untuk Ai ternyata tidak semudah itu. Menuangkan dan menata ulang isi pikiran juga tidak gampang, tapi bukan sesuatu yang mustahil. Kuberanikan diri membalas e-mail Ai yang sudah berapa bulan ini tak tersentuh. Harapanku, semoga Ai mau membacanya. Kalau mode berbicara aku berharap Ai mau mendengarkan. Aku terbuka untuk solusi atau sekedar balasan simpati. Sebagai tanda bahwa tulisanku didengar olehnya. ______