Langsung ke konten utama

Hujan Berhenti

Hujan ya. Salah satu cuaca favorit saya sebenarnya. Dingin kelam. Terlihat jahat, namun sebenarnya baik. Memberi minum kepada para tanaman yang sedang kehausan. Sejuk udaranya membuat mata kian rindu akan pelukan selimut. Hangatnya tempat tidur terngiang-ngiang di dalam kepala. Duh, kok ngelantur sih. Oke deh, jujur aja. Lagi kurang suka kata hujan akhir-akhir ini. Karena habis hujan namanya jadi reda. Mengingatkan saya pada nama seorang laki-laki bermata sipit. Cukup menyiksa. Awal menjalani hari, gak ada kepikiran sedikitpun tentang laki-laki itu. Datang ke sekolah dan berkumpul bersama teman, teringat sedikit kepadanya. Apa karena faktor satu sekolah? Apa karena dia laki-laki pertama yang saya perhatikan di sekolah ini? Cukup-cukup. Membuat postingan ini sejatinya mengingatkan saya lebih dalam lagi. Oke, sudah cukup. Gak berani berharap banyak bisa ketemu sama dia di lain waktu. Ketemu di sekolah pun rasanya sekali seminggu apalagi nanti ketika prakerin dimulai. Hmm, ayo jangan terlalu dipikirin. Desain spanduk pesenan guru belum kamu bikin, Ndi!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Save KRS Online

Yak, balik lagi untuk postingan tips dan trik. Karena berkaca dari pengalaman pribadi yang panik ga bisa save KRS. Sedangkan kuota untuk buka KRS lagi untuk diprint itu nggak ada. Okay, sila dibaca tutorial berikut ini.

Surel dari Murai (1)

       Zara POV Beberapa hari belakangan ini aku merasa bosan. Buku maupun ebook beberapa sudah kutamatkan. Tapi masih terasa sepi dan jenuh sekali. Harus ada aktivitas baru. Iseng kubuka email khusus korespondensi. Ternyata ada surel dari Murai masuk. Hampir sekitar sebulan lebih kami tidak pernah berkomunikasi. Entah aku yang terlalu sibuk atau mungkin dia juga sedang sibuk dengan aktivitas barunya mengajar anak-anak. Yah, intinya aku tidak ingin menyalahkan siapa pun atas berjaraknya pertemanan ini.

Surat untuk Murai (2)

(Dari Zara untuk Murai) Menulis balasan untuk Ai ternyata tidak semudah itu. Menuangkan dan menata ulang isi pikiran juga tidak gampang, tapi bukan sesuatu yang mustahil. Kuberanikan diri membalas e-mail Ai yang sudah berapa bulan ini tak tersentuh. Harapanku, semoga Ai mau membacanya. Kalau mode berbicara aku berharap Ai mau mendengarkan. Aku terbuka untuk solusi atau sekedar balasan simpati. Sebagai tanda bahwa tulisanku didengar olehnya. ______