Langsung ke konten utama

Don't say that, You will do like that!

Temen gue waktu itu tiba-tiba nangis. Gue yang gak tau apa-apa hanya bisa bingung. Di kepala gue ada 2 kemungkinan penyebab dia menangis, which is: suatu hal di facebook yang sangat mengharukan (dia lagi fb-an pas lagi sama-sama browsing tugas) dan seseorang menyakiti hatinya, wkaks! Dan ternyata dia menangis karena pacarnya marah sama dia. Padahal besok adalah ulang tahun pacarnya! Bahkan, dia sudah menyiapkan hadiah untuk sang pacar!

Tanggapan gue waktu itu: "lebay amat... pacar marah kok sampe nangis sih? Bagian mananya yang mengharukan sehingga bikin dia nitikin air mata?!"
But, it just in time. Sesaat kemudian gue flashback sewaktu Koala marah ke gue karena status FB gue. Aul yang kasi tau gue kalo Koala marah. Gue bingung. Heran. Marah karena apa gitu kan?
E-ew ternyata dia lagi sibuk mikirin tugas-tugasnya, ditambah dia belum ganti modul gue yang di-ilangin temen dia. Huehehe, ampuun. Dia marah karena gue bikin status tentang modul yang ilang itu. Dan Aul bilang, "Kamu jahat lasingan, Ndi. Kamu itu kejam tau". Bah, itu kalimat asli kembarannya bambu runcing milik mendiang pejuang Indonesia, nancep! Susah ditarik pula. Asli nusuk!! Gue hanya bisa terdiam saking shock-nya. Karena sebenarnya, gue cuma main-main aja sama status itu. Status kan gak bener-bener amat, right? Dan kata-kata yang terlontar dari bibir gue hanya pertanyaan, "Masa? Jadi, dia marah? Astaga..." dan semacamnya. Setelah di beri kalimat "bambut runcing" oleh Aul, gue nangis. Heaah, kecewekan gue lagi kumat -_- *ngeles. Temen-temen gue yang ngeliat perubahan air muka gue sontak heran. Mereka pada nanya, "Indi, kamu kenapa? Kok nangis? Siapa yang bikin kamu nangis? Gara-gara apa? dst". Waktu itu, gue hanya ingin pulang. Just, go home!

See? Gue bilang temen gue lebay eh ternyata kalo dicheck-recheck gue juga alay, hahaha *rahasia publik nih. Kesimpulan dari kejadian di atas >> try to not judge people by their way. They are who they are. Their way belongs to they are. Atau versi Indonesianya adalah jangan sampe apa yang kamu katakan tentang tingkah laku temanmu itu mungkin kamu lakukan juga. Mereka ya mereka. Meski menurut kalian itu sedikit berlebihan, lihat dulu diri kalian! Siapa tau kalian juga melakukan hal yang sama dengan yang mereka lakukan. Cara mereka mencerminkan diri mereka. Jadi, jika kalian mengkritik mereka, dan tanpa kalian sadari kalian juga melakukan hal tersebut itu sama saja dengan mengkritik diri sendiri. Tapi dalam versi yang beda. Selanjutnya pikirkan dengan nalar kalian masing-masing ya, Gigiers :)

___
*Gigiers: sebutan bagi pembaca/pengikut blog gue.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Save KRS Online

Yak, balik lagi untuk postingan tips dan trik. Karena berkaca dari pengalaman pribadi yang panik ga bisa save KRS. Sedangkan kuota untuk buka KRS lagi untuk diprint itu nggak ada. Okay, sila dibaca tutorial berikut ini.

Surel dari Murai (1)

       Zara POV Beberapa hari belakangan ini aku merasa bosan. Buku maupun ebook beberapa sudah kutamatkan. Tapi masih terasa sepi dan jenuh sekali. Harus ada aktivitas baru. Iseng kubuka email khusus korespondensi. Ternyata ada surel dari Murai masuk. Hampir sekitar sebulan lebih kami tidak pernah berkomunikasi. Entah aku yang terlalu sibuk atau mungkin dia juga sedang sibuk dengan aktivitas barunya mengajar anak-anak. Yah, intinya aku tidak ingin menyalahkan siapa pun atas berjaraknya pertemanan ini.

Surat untuk Murai (2)

(Dari Zara untuk Murai) Menulis balasan untuk Ai ternyata tidak semudah itu. Menuangkan dan menata ulang isi pikiran juga tidak gampang, tapi bukan sesuatu yang mustahil. Kuberanikan diri membalas e-mail Ai yang sudah berapa bulan ini tak tersentuh. Harapanku, semoga Ai mau membacanya. Kalau mode berbicara aku berharap Ai mau mendengarkan. Aku terbuka untuk solusi atau sekedar balasan simpati. Sebagai tanda bahwa tulisanku didengar olehnya. ______