Langsung ke konten utama

Yang Tidak Mungkin, Mungkin Aja Kok!

Assalamu’alaykum wr wb
Rindu sekali rasanya kembali berseluncur di atas papan ketik berwarna hitam dengan suara tombolnya yang khas. Sudah mangkir berapa bulan ya? Mungkin ada alasan-alasannya. Hahaha, sudah-sudah. Kalau dijabarkan akan malu sekali aku ini!
Itu tentangku yang sudah lama tidak bersentuhan kembali dengan tulis-menulis. Alasan klasik, ya banyak tugas. Padahal bohong banget! Tugas gak ada seberapa, yang ada malas yang tak terhitung. Tuh kan! Jelek banget. Menulis ini pun sebenarnya terpaksa sekali. Tidak ada kesuksesan yang didapat dengan bersantai, itu rapalku beberapa hari terakhir. Memang bukan tidak mungkin untuk bisa menguasai beberapa hal. Hanya orang malas saja yang mengatakan bahwa itu tidak mungkin. Buktinya mana? Pada awalnya, aku sedikit termakan dengan hasutan ini. Mana ada orang yang bisa menguasai banyak hal. Gak mungkin. Paling cuma ada di film-film, gerutuku. Tapi, ternyata hal itu bukanlah tidak mungkin. Gak percaya? Oke deh, ada buktinya kok 
Abbas Ibnu Firnas. Salah satu penyemangat bagiku untuk menekuni banyak hal. Beliau ini ilmuwan muslim pada abad ke 9, yaitu 810-887 M dari Andalusia (sekarang Spanyol). Menekuni berbagai ilmu sekaligus inilah beliau, seorang polymath dalam bidang: kimia, fisika, kedokteran, astronomi dan juga sastra. Wah, hebat ya! Subhanallah. Bidang-bidangnya pun tidak main-main tingkat kesulitannya. Kalau bukan dikarenakan keimanan yang tinggi dan semangat belajar yang bukan main, hal ini bisa jadi tidak terwujud. Beliau menemukan berbagai alat seperti jam air (jam yang dikendalikan oleh lairan air yang stabil), gelas tak berwarna, lensa baca, alat pemotong batu Kristal dan lainnya. Namun, penemuan beliau yang paling spektakuler dan dianggap salah satu tonggak sejarah adalah alat terbang buatannya! Jadi, bukan Wright bersaudara yang menemukan pesawat, karena Abbas Ibnu Firnas seribu tahun lebih awal melakukan percobaan untuk membuat pesawat.
Alkindi (803-873) adalah perintis dalam analisis kriptologi, yaitu ilmu persandian suatu teks sehingga hanya dapat dimengerti jika diketahui kuncinya. Persandian ini diperlukan agar tidak dapat dibaca oelh orang-orang yang tidak berhak. Dasar-dasar kriptologi ini masih digunakan sampai saat ini, termasuk di salah satu badan intelejen Amerika yaitu National Security Agency (NSA) yang memperkerjakan ribuan matematikawan untuk mengurai teks-teks tersandi yang berseliweran di internet. Dalam buku A Manuscript on Deciphering Cryptographic Messages ditunjukkan bagaimana Alkindi mengurai suatu teks tersandi dengan analisis frekuensi.
Dan masih banyak lagi yang belum saya baca. Banyak sekali! Untuk menguasai berbagai ilmu bukan tidak mungkin, karena untuk berhasil didalamnya diperlukan kerja keras berkali-kali lipat. Tidak cukup kerja keras, berhasil juga membutuhkan pengorbanan. No Pain, No Gain. Manjadda wa jadda. Barang siapa yang berusaha, maka dia akan berhasil. Dan hal ini tidak hanya berlaku bagi kita yang muslim saja. Untuk semua orang. Lihat saja, penemu Microsoft, Apple, Google. Bukankah mereka belum muslim? Akan tetapi kerja keras dan pengorbanan mereka lakukan untuk mencapai apa yang mereka targetkan. Kalau kata mbak ku sih, “Jadikan diri kita sebagai orang yang kita kagumi.” Jangan fokus pada halangan, tapi fokus pada tujuan, tambah temanku.
Sumber: Dr-.Ing Fahmi Amhar, TSQ-Series. Al Azhar Press. Penerbit: Bogor 2010.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Save KRS Online

Yak, balik lagi untuk postingan tips dan trik. Karena berkaca dari pengalaman pribadi yang panik ga bisa save KRS. Sedangkan kuota untuk buka KRS lagi untuk diprint itu nggak ada. Okay, sila dibaca tutorial berikut ini.

Surel dari Murai (1)

       Zara POV Beberapa hari belakangan ini aku merasa bosan. Buku maupun ebook beberapa sudah kutamatkan. Tapi masih terasa sepi dan jenuh sekali. Harus ada aktivitas baru. Iseng kubuka email khusus korespondensi. Ternyata ada surel dari Murai masuk. Hampir sekitar sebulan lebih kami tidak pernah berkomunikasi. Entah aku yang terlalu sibuk atau mungkin dia juga sedang sibuk dengan aktivitas barunya mengajar anak-anak. Yah, intinya aku tidak ingin menyalahkan siapa pun atas berjaraknya pertemanan ini.

Surat untuk Murai (2)

(Dari Zara untuk Murai) Menulis balasan untuk Ai ternyata tidak semudah itu. Menuangkan dan menata ulang isi pikiran juga tidak gampang, tapi bukan sesuatu yang mustahil. Kuberanikan diri membalas e-mail Ai yang sudah berapa bulan ini tak tersentuh. Harapanku, semoga Ai mau membacanya. Kalau mode berbicara aku berharap Ai mau mendengarkan. Aku terbuka untuk solusi atau sekedar balasan simpati. Sebagai tanda bahwa tulisanku didengar olehnya. ______