Langsung ke konten utama

Pacaran Masih Jaman?


Sebuah percakapan singkat. Gue coba buka dengan sepupu gue yang bernama si Kadal (samaran yo). Nah, gue lagi pusing-pusingnya tuh nyari cara buat ngasi tau dengan tegas ke temen-temen gue yang masih pacaran buat segera ninggalin aktivitas itu! Gue sambilan aja nukil kitab sambil mikir itu dikamar. Sepupu gue lagi seru-serunya bbm-an. Gue resah, masih mikirin masalah yang sama. Walhasil dengan berbekal cerita teman, gue membuka obrolan tentang pacaran. Iya, dampak negatifnya. Sebelumnya gue sindir dulu si Kadal, tentang hari kemudian yang nantinya dia bakal gendong keponakan gue, hihiw. Belum siaplah, inilah, itulah. Yang baik bakal dapet yang baik, dan sebaliknya. Lu males sekarang, besok suami lu dikasi makan apaan? Dan segala tetek bengek simpel yang gue tau tentang "hari esok" itu. Sambil guyon plus ketawa-ketawa nih gue ngebahasnya sama dia. Terus, gue sambung deh sama cerita temen gue tentang pacarnya. Pacaran sekarang kalah-kalah suami
istri! Password semua akun harus dikasi tau satu sama lain. Pergi bareng sobat juga harus minta ijin si dia. Gak boleh deket sama cowok laeen, pokoknyaa!! Dan seabrek peraturan tak resmi dan memberatkan lainnya.

Udah keliatan jelas, pacaran banyak negatifnya, terlebih agama juga melarang. Karena yang belum halal, pura-pura dihalalin. Beraninya pegangan tangan, ditanyain komitmen langsung balik kanan. Katanya perkenalan, lamanya kalah-kalah anak sekolahan, bertahun-tahun! Kita nggak macem-macem kok, iya cuma berdua-duaan aja dan sosok ketiga pastinya setan kok. Cuma kakak adikan, lha adik dan kakakmu dirumah dikemanakan? Maksiat pasti dapet, sesalnya itu terus keinget. Maunya dapet calon yang baik hati, tentu jelas bukan pacaran jalan yang Allah ridhoi.

Dan banyak banget alasan lainnya. Alasan dan alasan bukannya menyelesaikan masalah, malah memperlihatkan betapa akal manusia itu lemah tanpa iman. Bisa diperdaya hawa nafsu. So? Pacaran itu main-main, mau dijadiin mainan sama dia yang belum tentu jodoh? Aduh, masa kini menjadi terlalu sia-sia dengan semua aktivitas itu, kawan! Terus nih, sepupu gue juga punya cerita yang sama, soal temannya yang diatur-atur pacarnya. Mendidik istri mah pahala, mengatur pacar mah dosa. Temen-temen cewek gue juga banyak yang sadar, ih belum sah gini ikatannya kok udah ngekang banget sih?! Ntar pas udah nikah lebih-lebih deh, pikir mereka. Tapi, virus merah jambu juga gak kalah kuatnya menyerang sistem iman remaja! Pendapat cewek soal si cowok: karena dia jago matematik, dia cool banget, orangnya sabar banget ngadepin orang cerewet kayak aku, dan sebagainya yang sudah dikompor-komporin sama si setan. Well, tidak bisa dipungkiri memang naluri manusia yang ini suka banget muncul tanpa diundang. Tapi, ini hanya naluri, sobat! Yang kalo gak dipenuhi gak akan menimbulkan kematian. Beda banget sama kebutuhan. Naluri ini hanya perlu dialihkan selama beberapa waktu. Tahan hingga saatnya tiba yaitu tadaa pernikahan. Ngomongin nikah masih muda-mudi gini mungkin kerasa geli ya? Lebih geli lagi, belum nikah udah dimain-mainin sama si dia. Naluri ini bergejolak karena faktor eksternal, beda sama kebutuhan yang dipicu oleh faktor internal. Kalo laper harus makan biar kenyang dan aktivitas jadi lancar, suka sama dia bisa ditahan dan it's okay hanya menimbulkan rasa gelisah gak jelas dan galau aja. Orang pinter+beriman pasti bisa mengendalikan nalurinya, bukan naluri yang menguasainya.

Terus gimana dong? Sibukkan diri dengan banyak aktivitas bermanfaat seperti mencari bakat terpendam kemudian mengembangkannya. Mudah-mudahan menjadi keahlian yang berguna kedepannya. Perbaiki diri lagi, semoga mendapat pangeran yang baik hati. Persiapkan diri, perbanyak ilmu, perkuat akidah Islam yang semuanya ini diniatkan diri karena Allah.

Yang mau siap-siap putus, perkuat niat karena Allah. Mau gak kesepian? Oke cantumin akun sosmed atau email, supaya gue temenin insyaa Allah.Kontak teman-teman cewek. Perbanyak lagi belajar tentang Islam. Karena Islam bukan cuma Isya Subuh Lohor Ashar dan Magrib. Tips lainnya: jangan lupa aurat dengan pakaian yang syar;i ya! ^^ karenanya perhatian lawan jenis takkan tertuju pada fisik kita. Jaga jarak pada setiap laki-laki yang berkomunikasi dengan kita, menghindari khalwat (berdua-duaan) dan ajak teman cewek juga biar lebih aman. Dan yang terakhir tundukkan pandangan (ghodhul bashor) agar tidak menarik perhatian. Ohya, hindari ikhtilat (bercampur-baurnya laki dan perempuan) juga, sobat!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Save KRS Online

Yak, balik lagi untuk postingan tips dan trik. Karena berkaca dari pengalaman pribadi yang panik ga bisa save KRS. Sedangkan kuota untuk buka KRS lagi untuk diprint itu nggak ada. Okay, sila dibaca tutorial berikut ini.

Surel dari Murai (1)

       Zara POV Beberapa hari belakangan ini aku merasa bosan. Buku maupun ebook beberapa sudah kutamatkan. Tapi masih terasa sepi dan jenuh sekali. Harus ada aktivitas baru. Iseng kubuka email khusus korespondensi. Ternyata ada surel dari Murai masuk. Hampir sekitar sebulan lebih kami tidak pernah berkomunikasi. Entah aku yang terlalu sibuk atau mungkin dia juga sedang sibuk dengan aktivitas barunya mengajar anak-anak. Yah, intinya aku tidak ingin menyalahkan siapa pun atas berjaraknya pertemanan ini.

Surat untuk Murai (2)

(Dari Zara untuk Murai) Menulis balasan untuk Ai ternyata tidak semudah itu. Menuangkan dan menata ulang isi pikiran juga tidak gampang, tapi bukan sesuatu yang mustahil. Kuberanikan diri membalas e-mail Ai yang sudah berapa bulan ini tak tersentuh. Harapanku, semoga Ai mau membacanya. Kalau mode berbicara aku berharap Ai mau mendengarkan. Aku terbuka untuk solusi atau sekedar balasan simpati. Sebagai tanda bahwa tulisanku didengar olehnya. ______