Langsung ke konten utama

Kisah Sebuah Hadiah (3-tamat)

Terpisah jarak pada daratan. Akan tetapi masih jelas teringat bagiku tanggapanmu akan hadiah sederhana yang keberikan padamu. Respon yang sama sekali tidak kuharapkan. Benar-benar mengecewakan. Tapi apalah arti pandanganku mengenainya yang begitu sangat sulit untuk dipahami, jika kau sangat ingin memahaminya. Bagiku, sulit sekali membaca lembaran hidupmu, karena aku begitu ingin sekali membacanya sampai-sampai lupa akan tujuanku untuk berusaha memahamimu. Itulah yang sedang terjadi, aku menganggapmu begitu sulit. Sepertinya tidak, jika aku dapat mengenali tujuanku kembali.

Well, udah cukup lama gue pikirin gimana baiknya tamatnya cerita kali ini. Semakin lama gue pikirin, jujur gue makin pusing dibikin. Soalnya cerita cinta beginian makin rumit kedepannya, karena memang belum ada tujuan pasti dari kenapa gue harus ngejalanin ini. Haha, terlihat labil gue ya? Sudahlah, makin dibahas makin labil, mending gak usah dibahas aja yaak! xD

Yah, gue ngerti banget ini bukan ending paling bagus buat cerita romansa. Ya beginilah adanya. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Save KRS Online

Yak, balik lagi untuk postingan tips dan trik. Karena berkaca dari pengalaman pribadi yang panik ga bisa save KRS. Sedangkan kuota untuk buka KRS lagi untuk diprint itu nggak ada. Okay, sila dibaca tutorial berikut ini.

Surel dari Murai (1)

       Zara POV Beberapa hari belakangan ini aku merasa bosan. Buku maupun ebook beberapa sudah kutamatkan. Tapi masih terasa sepi dan jenuh sekali. Harus ada aktivitas baru. Iseng kubuka email khusus korespondensi. Ternyata ada surel dari Murai masuk. Hampir sekitar sebulan lebih kami tidak pernah berkomunikasi. Entah aku yang terlalu sibuk atau mungkin dia juga sedang sibuk dengan aktivitas barunya mengajar anak-anak. Yah, intinya aku tidak ingin menyalahkan siapa pun atas berjaraknya pertemanan ini.

Surat untuk Murai (2)

(Dari Zara untuk Murai) Menulis balasan untuk Ai ternyata tidak semudah itu. Menuangkan dan menata ulang isi pikiran juga tidak gampang, tapi bukan sesuatu yang mustahil. Kuberanikan diri membalas e-mail Ai yang sudah berapa bulan ini tak tersentuh. Harapanku, semoga Ai mau membacanya. Kalau mode berbicara aku berharap Ai mau mendengarkan. Aku terbuka untuk solusi atau sekedar balasan simpati. Sebagai tanda bahwa tulisanku didengar olehnya. ______