Langsung ke konten utama

Tugas Bahasa Indonesia, "Salah Prediksi"


Well, mungkin tanggapan kalian sewaktu bertemu dengan saya adalah saya orangnya pendiam, kalem, dan baik hati. Tapi itu gak semuanya benar pemirsa!! Mohon maaf yah bagi yang udah salah duga. Oke, baiklah, kehidupan saya dimulai dengan mual-mualnya ibu saya pada suatu hari. Dan terdeteksilah adanya cikal bakal manusia yakni saya. Kemudian, kebahagiaan setelah mendapat anak pertama disambut lagi dengan adanya anak kedua. “Alhamdulillah,” ucap ibu saya. “Anak adalah rezeki dari Yang Diatas”. 

Pada masa kehamilan kira-kira 5-6 bulan, sekeluarga pada sibuk menebak apakah anak ini perempuan atau laki-laki. Untuk ibu, biasanya mendambakan anak perempuan begitu juga dengan ayah yang mendambakan anak laki-laki. Kemudian, mbah saya, yakni adiknya ibunya bapaknya saya memprediksi bahwa saya ini laki-laki positif. Ciri-cirinya sesuai, arah tonjolan perutnya, kalo nendang gimana, ibu saya ngidam apa, itu pokoknya sesuai dengan ciri-ciri anak laki-laki.

Beberapa menit sebelum saya lahir, saya belum sadar. Saya tidak ingat apa yang pertama kali saya lihat, dengar dan sebagainya. Maklum otak anak bayi, masih terlalu belia untuk memahami semua yang ada didunia ini. Dan saya hanya bisa menangis, sedangkan orang tua saya terkejut! Bukannya anak laki-laki? Kok malah keluar anak perempuan ya? Meski begitu saya tetap di aqiqah-kan. Keren kan? Saya tau kapan di aqiqah, wong ada fotonya toh.

Beginilah saya, yang diprediksikan laki-laki namun ternyata menjadi seorang perempuan imut menggemaskan dengan kuasa Yang Diatas. Masa kecil saya yah bisa dibilang cukup ekstrem. Saya lebih banyak bermain dengan laki-laki, karena ditinggal sekolah sama kakak saya yang juga perempuan itu. Dan saya sempat menjadi tomboy semasa SD. Bercelana pendek, bersepeda, manjat pohon,  main ini itu, dan semacamnya. Jadi, sekali lagi beginilah saya. Saya mohon maaf juga kalo sifat cowok saya kebawa sampe sekarang, seperti memukul, agak kasar, dan sebagainya. Mohon maaf ya teman-teman sekalian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Save KRS Online

Yak, balik lagi untuk postingan tips dan trik. Karena berkaca dari pengalaman pribadi yang panik ga bisa save KRS. Sedangkan kuota untuk buka KRS lagi untuk diprint itu nggak ada. Okay, sila dibaca tutorial berikut ini.

Book Review: Intelegensi Embun Pagi

Baru nyadar nulis ini ternyata dari bulan September 2017 tapi lupa dipublikasikan haha. Jadi ya tulisannya ya begitu.  Dan kelanjutan dari buku ini, info dari blognya Dee Lestari, bakal ada. Walau waktunya entah kapan. Seri Terakhir itu berjudul Permata. Seorang Peretas yang lahir dari Zarah dan Gio.  BOOK REVIEW: Setelah baca serial Supernova, kecuali KPBJ (Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh), saya jadi ngebet pengen tulis buku sendiri. Satu hal yang paling saya suka dari serial ini adalah adanya unsur ilmiah. Meski dibungkus dengan kisah fantasi beberapa diantaranya termuat informasi ilmiah, seperti tentang Mimpi (Gelombang), tetumbuhan (Partikel), listrik sebagai media penyembuhan (Petir), dan enaknya traveling (Akar). Dan setelah rampung membaca Intelegensi Embun Pagi (IEP ) saya semakin dibuat ngebeeet ingin melakukan riset yang entah apa. Perasaan menggebu-gebu seolah terlarut dalam alur cerita dan endingnya kebawa sampai mimpi, ini ciri khas kalo saya sudah suka ban...