Langsung ke konten utama

Mata Gue Bengkak

Kejadian ini terjadi tepat kemarin. Gue yang aslinya metal, berubah seketika menjadi feminin. Karena ini sungguh mengena di hati kecil gue yang letaknya daleeem banget.



Kenapa gak ada yang bisa mengerti kondisi fisik saya gimana? Saya ga senormal yang kalian kira! Saya gak pernah minta skoliosis! Allah yang kasi. Saya capek! Kalian gak rasain capek dan sakit yang saya derita! Kalian harusnya bersyukur punya fisik yang sempurna! Saya aja bersyukur tapi kenapa gak ada yang bisa ngerti sayaaa??? Fisik kalian sempurna dan banyak yang kalian urusin itu wajar! Tugas yang banyak didukung dengan fisik yang sempurna itu alhamdulillah! Tidak bolehkan saya mendapatkan sesuatu yang lebih karena saya memang mempunyai kekurangan dalam hal tersebut? Memang ya, percuma kita didengarkan tapi tak ada yang mengerti. Percuma! PERCUMA! Saya pernah membayangkan diri saya menjadi normal kemudian mempunyai banyak tugas. Saya bersyukur, kekurangan begini masih bisa menyelesaikan yang sulit-sulit. Tapi apa ? tak ada satupun yang mengerti gue. Mana Koko? Gue Cuma butuh dia. Koko..... kapan kau bisa menghiasi hari-hariku dengan guyonanmu. Saya kangeen. Sangat kangen. Koko, will you be mine? I really need you, beside me. 

Today.
Yah, gue sedikit putus asa dengan "bocah diingin" itu. Biarlah. But,the most important kan gue dah nyampein perasaan. Kalo pun dia ga balas perasaan gue yah gapapalah. Itu kan hak dia. Syukur aja dia udah tau perasaan gue. Kalopun gue meninggal, misi udah terlaksana. Tinggal misi untuk ngebahagiain ortu gue aja. 

Gue inget betul, kemarin gue nangis sampe sesenggukan selama kurang lebih 30 menit (lebih mungkin).  Gue nangis sejadi-jadinya. Entah, mungkiin karena terlalu banyak yang gue pendam. Gue orangnya emang gitu. Suka mendem masalah. Setelah gue nemu orang yang tepat buat menceritakan masalah, barulah gue keluarkan semuanya. Sama ibu gue sendiri, gue tertutup. Gue kadang membenci diri gue sendiri. Gue ga suka sifat-sifat gue. Heran. But, it's me. Walhasil, selesai mengaji, gue tertidur. Dan gue bangun dalam keadaan mata gue bengkak. Mirip Koko gitulah, sipit-sipit ga jelas, huahahaha XD.

Sebenernya, gue pengen banget disemangatin Koko tiap hari. Yup, semangatin buat terapi skoli, belajar di sekolah, dan banyak lagi. Sayangnya, dia uhh. Gue gatau apa yang ada di pikiran dia. Kalo gitu, gue aja yang semangatin dia. Cayook, Dha! Jan maen DoTa terus ui, seimbangin sama belajar kau juga yak! Sering-sering senyum dong! Kamu makin cakep kalo senyum, hehe.  Be better than last wae yaaak! Ciao, Dyar ~


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Save KRS Online

Yak, balik lagi untuk postingan tips dan trik. Karena berkaca dari pengalaman pribadi yang panik ga bisa save KRS. Sedangkan kuota untuk buka KRS lagi untuk diprint itu nggak ada. Okay, sila dibaca tutorial berikut ini.

Surat untuk Murai (2)

(Dari Zara untuk Murai) Menulis balasan untuk Ai ternyata tidak semudah itu. Menuangkan dan menata ulang isi pikiran juga tidak gampang, tapi bukan sesuatu yang mustahil. Kuberanikan diri membalas e-mail Ai yang sudah berapa bulan ini tak tersentuh. Harapanku, semoga Ai mau membacanya. Kalau mode berbicara aku berharap Ai mau mendengarkan. Aku terbuka untuk solusi atau sekedar balasan simpati. Sebagai tanda bahwa tulisanku didengar olehnya. ______

Surel dari Murai (1)

       Zara POV Beberapa hari belakangan ini aku merasa bosan. Buku maupun ebook beberapa sudah kutamatkan. Tapi masih terasa sepi dan jenuh sekali. Harus ada aktivitas baru. Iseng kubuka email khusus korespondensi. Ternyata ada surel dari Murai masuk. Hampir sekitar sebulan lebih kami tidak pernah berkomunikasi. Entah aku yang terlalu sibuk atau mungkin dia juga sedang sibuk dengan aktivitas barunya mengajar anak-anak. Yah, intinya aku tidak ingin menyalahkan siapa pun atas berjaraknya pertemanan ini.