Baru nyadar nulis ini ternyata dari bulan September 2017 tapi lupa dipublikasikan haha. Jadi ya tulisannya ya begitu.
Dan kelanjutan dari buku ini, info dari blognya Dee Lestari, bakal ada. Walau waktunya entah kapan. Seri Terakhir itu berjudul Permata. Seorang Peretas yang lahir dari Zarah dan Gio.
BOOK REVIEW:
Setelah baca serial Supernova, kecuali KPBJ
(Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh), saya jadi ngebet pengen tulis buku
sendiri. Satu hal yang paling saya suka dari serial ini adalah adanya unsur
ilmiah. Meski dibungkus dengan kisah fantasi beberapa diantaranya termuat
informasi ilmiah, seperti tentang Mimpi (Gelombang), tetumbuhan (Partikel),
listrik sebagai media penyembuhan (Petir), dan enaknya traveling (Akar). Dan
setelah rampung membaca Intelegensi Embun Pagi (IEP ) saya semakin dibuat
ngebeeet ingin melakukan riset yang entah apa. Perasaan menggebu-gebu seolah
terlarut dalam alur cerita dan endingnya kebawa sampai mimpi, ini ciri khas
kalo saya sudah suka banget sama suatu buku. Oke, balik ke IEP. Jadi di buku
penutup ini (semoga nggak) dikumpulin semua pemain dari KPBJ, Akar, Petir,
Partikel dan Gelombang.
Peringatan, resensi saya ini sangat spoiler.
Bahkan kakak saya suka kesel kalo saya sudah selesai baca buku dan dia belum.
Karena bisa dipastikan saya ngomongin isi buku ke dia. Untuk IEP saya berusaha
menahan sekuat mungkin lidah ini supaya nggak bahas apa pun kecuali review yang
sifatnya umum ke dia. Hahahaha.
Karakter
Saya suka sama mbak Dee yang menciptakan dan
menguasai karakter tiap tokoh yang jumlahnya banyak. Meski semua tokohnya
berkumpul saya bisa merasakan tokoh-tokoh itu ngomong sesuai dengan
karakternya. Apalagi Toni atau Mpret. Koclak abis. Ngomongnya bener-bener nggak
ada sensor dan yang pasti tajaaaam! Terus Etra yang polos banget ditambah muka
orientalnya. Saya jadi ngebayangin mukanya ini kayak siapa. Alfa, dari
deskripsi mbak Dee, badannya bugar dan sawo matang, digilai sama Ishtar. Meski
begitu saya nggak begitu terpikat. Saya lebih suka ke Toni, yang ada darah
Itali tapi nggak sesuai dengan deskripsi rambut jabrik. Zarah saya rasa
(setelah baca resensi orang lain) karakternya nggak begitu keluar, tapi
keturunan Arab. Bodhi yang bodinya kurus putih macam shaolin begitu, karakter
bijaknya keluar. Mungkin efek tinggal di wihara sekian lama, hahaha ini asli
ngawur. Terus ada Gio, yang selalu
muncul di awal atau akhir buku. Saya kurang menangkap karakternya bagaimana,
selain dia peduli banget sama Diva yang tetiba hilang dan perlakuannya ke Zarah
yang bisa dibilang so sweet plus gentlemen.
Belum lagi karakter dari Infiltran dan
Sarvara. Pak Kas yang wong jowo kental medhoknya. Ada satu scene dia menyumpah
dengan bahasa jawa sambil ngejan. Saya nggak habis pikir. Terus ada Kell yang
demen banget chen-doll. Gokil begitu tapi perasa juga dia. Terus Liong
yang tegas dan punya sisi lembut pas melepas para Peretas pergi ke Portal
Cermin. Kalden Sakya, dokter dengan rambut panjang sepinggang yang dibuntal di
atas kepala hampir jatuh ke jidat. Ronggur Panghutur, kakek-kakek yang awalnya
saya kira jahat justru dia Infiltran. Dan ompu Togu Urat yang saya kira baik
malah jahat dan termasuk Sarvara. Bu Sati yang muncul di Petir juga begitu, dia
Sarvara. Ishtar? Well, dia dedengkotnya. Luca the Smoking Sun saya nggak begitu
ingat dia bagaimana, karena muncul di Akar.
Dengan segitu banyak tokoh saya akui guyonnya
kena banget. Sampai-sampai pas baca saya nggak ngerasa lagi kalo mbak Dee yang
tulis, tapi tokoh itu yang ngomong sendiri. Dan saya benar-benar ketawa lepas.
Tapi agak nggak enak karena saya bacanya tengah malam dan ketawa sendirian itu
bagaimana begitu. Nggak Cuma tegang, tapi kocak. Ada sedih-sedihnya juga
diwarnai oleh tokoh yang banyak itu.
Plot
Unpredictable. Itu kata yang pas. Dugaan saya
cuma sedikit yang tepat sasaran. IEP benar-benar mengejutkan yang membaca. Toni
yang ternyata Umbra malah punya peran lebih penting dari itu, dia seorang
Peretas dari gugus Kandara, gugus sebelum Asko. Terkaget-kagetlah saya.
Identitasnya baru terbuka sebagai Umbra, di keping-keping berikutnya terkuak
bahwa dia Peretas. Wew. Ledakan informasi. Itu kata yang pas kedua. Banyak
sambung menyambung dari buku sebelumnya jadi bikin saya bolak-balik ngecek pemahaman.
Kemunculan Firas, ayah Zarah menjadi jawaban atas hilangnya dulu di Partikel. Alfa
bukan Peretas biasa, ada unsur mitologi Sumeria di sana. Kemudian, alurnya
cepat sekali. Rentang waktu ketika Petir membakar Antarabhava dengan baliknya
kekuatan dia yang sudah dihilangkan Bu Sati, jauh karena plotnya ngebut,
padahal dalam 1 buku.
Istilah
Banyak muncul istilah-istilah baru yang
membuat otak saya benar-benar, ini apalagi? Terima kasih atas glosarium buatan
mbak Dee, karena kamus B. Indonesia saya nggak memuat seluruh kosakata yang
digunakan. Saya masih kesulitan paham dengan kata dhyana. Dan rela-relain
browsing untuk paham. Dan masih belum paham.
Kejanggalan
1. Hal pertama yang saya pikirkan setelah
selesai membaca, ayahnya Zarah yang sudah dikonversi jadi Sarvara dengan nama
Bumi ke mana? Katanya nanti Zarah akan merasakan dikejar-kejar oleh ayahnya
sendiri. Setelah keluar dari samsara (tempat lahir kembali) Bumi nggak ada
muncul-muncul lagi.
2. Peretas Puncak dengan kode Permata
disebutkan setelah lahir saat dia berumur 17 tahun, baru akan terbangun sebagai
Peretas. Tapi kok ini sudah di halaman akhir-akhir dan di buku penutup? Jadi
kisahnya Permata bagaimana? Batunya sudah ada, tokohnya belum muncul. Mbak Dee?
3. Penjelasan tentang tokoh Diva atau Bintang
Jatuh ini ada di mana? Meski di buku terakhir saya rasa penjelasan utuh
munculnya Bintang Jatuh di Gugus Asko belum terjawab.
4. Bong pernah berinteraksi dengan Supernova
yang kalau dilihat dari ciri-cirinya tertuju pada Ishtar. Saat mereka bertemu
di taman dan Ishtar menggunakan jubah bertudung hitam. Status Bong ini
merupakan Peretas dengan kode Bulan pada Gugus Kandara, seangkatan sama Toni
atau Foniks, yang tidak dibangunkan lagi. Jadi sebenarnya Bong memihak ke mana?
Peretas atau Sarvara karena dia pernah menunjukkan lokasi rumah suaka pada
Sarvara. Terus Bong datang ke kantor Re atau Kesatria cuma nyapa dengan
panggilan kode selesai. Lanjutannya bagaimana ini mbak Dee? Saya masih bingung.
5. Status Alfa bagaimana? Kode Gelombang
sudah diberikan ke Toni karena Alfa mati. Apakah Alfa tetap menjadi bagian dari
Gugus Asko?
-
Dari kejanggalan di atas sempat saya
diskusikan sama kakak saya tanpa spoiler, “Ini kayak masih ada lanjutannya.
Banyak yang belum selesai.”
“Itu buku penutup. Sudah nggak ada lagi
lanjutannya.” Kata kakak saya.
“Mungkin saja masih. Di paling belakang, mbak
Dee bilang setelah akhir akan ada awal yang baru. Mungkin saja kan?”
Kakak cuma mengendikkan bahu.
Bahkan malamnya saya bermimpi bertemu
langsung dengan Mbak Dee yang mau pergi habis kasi tanda tangan dan saya kejar terus
mencecarnya dengan banyak pertanyaan tentang Firas itu bagaimana kelanjutannya,
Permata, dan lain-lain. Tapi di mimpi saya, Mbak Dee terlihat menghindar dan
menjawab IEP merupakan buku terakhir. Yaah, penonton kecewa Mbak.
-
Dari buku Mbak Dee saya bisa belajar banyak
ilmu sains tanpa perlu bosan. Karena pengemasannya dalam bentuk novel. Dan dari
dulu saya sudah mengendus adanya paham mengenai agama Buddha di buku ini. Saya
nggak bermasuk SARA. Cuma bilang saja. Sebab terlihat jelas pada penjelasan
istilah samsara dan penjelasan lainnya mengenai semesta dalam sudut pandang
suatu agama. Karena setiap penulis bagi saya punya suatu alasan kenapa mau
menulis. Biasanya ada sebuah gagasan yang dia punya untuk kemudian dikembangkan
dan diketahui publik. Dan Mbak Dee sendiri jujur. Banyak pertanyaan yang muncul
dalam benaknya dan dituangkan dalam bentuk buku sebagai jawaban yang sudah dia
dapat. Dan mungkin menjadi pelajaran bagi yang membaca. Terlepas dari itu saya
salut unsur ilmiahnya! Top deh. Di bagian Partikel saya agak mpuyeng karena
tentang tanaman yang banyak disertai nama latinnya.
Sempat terpikir, sebenarnya novel ini nyata
atau fiksi? Pendapat saya ya fiksi. Lebih tepatnya fiksi ilmiah. Sains yang
dikemas dalam wujud novel sering kali membingungkan pembacanya. Karena datanya
fakta tapi jalan ceritanya buatan. Dari semua review ini saya kasih mbak Dee 4
bintang. Kalau semua kejanggalannya terjawab dengan terbit buku baru nanti saya
akan kasih lima. Kok kayak ngancem ya? Well, sekian dengan review yang spoilernya
nggak ditutup-tutupin.
Komentar
Posting Komentar