Langsung ke konten utama

Ada apa denganmu, Indi?

Argh.. gue heran sama diri gue sendiri. Gue sadar gue butuh pengobatan supaya gue cepet sembuh. Tapi, belum ada hal yang mendorong gue untuk melakukan penyembuhan tersebut. Gue sangat sadar dengan kondisi fisik gue. Mengapa gue ga bisa pikirin hal itu? Sebenarnya sih kepikiran cuma, kemauan gue untuk sembuh itu masih dibilang setengah-setengah. Jujur gue sendiri masih belum tau alasannya apa.

Gue udah tau kalo gue ga boleh olahraga yang berlebihan. Tapi, sewaktu pelajaran penjaskes tadi gue malah ikut main Volly dengan teman-teman gue. Gue tau betul apa yang terjadi jika gue ga mengurangi aktivitas gue yang berat-berat. Tapi, ada apa dengan diri gue yang sekarang ini? Ada apa?? Seperti mobil yang akinya abis, dia mandeg ga mau jalan. Si pengemudi tetap berusaha menyalakan mesin tapi mesin tersebut ga nyala-nyala. Gambarannya diri gue ya seperti mobil itu. Karena apa gue begini?

Dan seketika pula gue merasa galau. Hoaaam, paling ga suka gue sama yang namanya galau! Karena apa? Ketika galau, mood gue ngapa-ngapain jadi sirna. Gue butuh teman bercerita. Tapi siapaa?? Dina, gue udah terlalu banyak cerita sama dia. Dilla, gue gaenak, soalnya dia lebih tabah dari gue. Gue yang masi belum parah penyakitnya aja udah banyak ngeluh. Malu gue sama dia. Adit, temen TK gue, setiap gue ceritan tentang fisik gue pasti ujung-ujungnya muncul kata "sabar", dan ngalihin topik smsan. Cerita ke senior, males. Gue bahkan merasa tertekan. Dia menasehati gue itu seakan-akan hal-hal yang gue lakuin itu salah banget. Akhirnya bukan merasa termotivasi untuk sembuh gue bahkan melakukan hal-hal yang seharusnya tidak boleh gue lakukan. Parah emang. Tapi ya itu tadi, gue belum nemuin hal yang bisa bangkitin semangat gue buat sembuh lagi.

Dan pada akhirnya gue teringat kata-kata si Aul, "Coba aja Koko tau kamu punya penyakit, Ndi. Siapa tau dia bakal ngebuka hati buat kamu". Huahaha, bukannya terbuka hati dia, malah mungkin dia bakal ngerasa ilfeel. Ah.. balik lagi memori gue tentang si Koko kan. Inget dia bisa menimbulkan 2 hal dalam pikiran gue, yaitu bikin gue semangat dan yah kadang bikin gue putus asa juga. Cowok di STM itu banyak, kok bisa hati gue nyangkut di orang "kulkas" macam diaaaa?!!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Save KRS Online

Yak, balik lagi untuk postingan tips dan trik. Karena berkaca dari pengalaman pribadi yang panik ga bisa save KRS. Sedangkan kuota untuk buka KRS lagi untuk diprint itu nggak ada. Okay, sila dibaca tutorial berikut ini.

Surat untuk Murai (2)

(Dari Zara untuk Murai) Menulis balasan untuk Ai ternyata tidak semudah itu. Menuangkan dan menata ulang isi pikiran juga tidak gampang, tapi bukan sesuatu yang mustahil. Kuberanikan diri membalas e-mail Ai yang sudah berapa bulan ini tak tersentuh. Harapanku, semoga Ai mau membacanya. Kalau mode berbicara aku berharap Ai mau mendengarkan. Aku terbuka untuk solusi atau sekedar balasan simpati. Sebagai tanda bahwa tulisanku didengar olehnya. ______

Surel dari Murai (1)

       Zara POV Beberapa hari belakangan ini aku merasa bosan. Buku maupun ebook beberapa sudah kutamatkan. Tapi masih terasa sepi dan jenuh sekali. Harus ada aktivitas baru. Iseng kubuka email khusus korespondensi. Ternyata ada surel dari Murai masuk. Hampir sekitar sebulan lebih kami tidak pernah berkomunikasi. Entah aku yang terlalu sibuk atau mungkin dia juga sedang sibuk dengan aktivitas barunya mengajar anak-anak. Yah, intinya aku tidak ingin menyalahkan siapa pun atas berjaraknya pertemanan ini.