Suasana pagi di hari dan bulan yang berbeda memang benar-benar mempunyai
dampak yang magis bagiku. Dan dalam beberapa hari terakhir banyak kegiatan yang
harus kulakukan untuk mencapai suatu tujuan bermanfaat di kemudian harinya.
Sepertinya contohnya, kedua mataku silinder 1/4. Meski hanya sedikit,
ketahuilah bahwa hal ini lumayan akan mengganggu jika kau harus memperhatikan
sesuatu yang jauh dalam waktu yang singkat. Program sederhanaku selama liburan
ialah melihat pemandangan. Lebih lebarnya lagi, yaitu memfokuskan mata pada
suatu objek yang berjarak agak jauh
dalam beberapa menit. Karena dari artikel yang kubaca, mata minus maupun
silinder akan terus bertambah jika melihat jarak dekat selalu dilakukan. Dengan
kata lain, kalau aku bisa mengatur kapan saja harus melihat jarak dekat dan
jauh akan meminimalisir meningkatnya masalah mata ini.
Tidak ada yang lebih indah dari bulan Ramadhan menurutku. Nafsu terjaga,
dan tentunya setannya sedikit -karena kerap kali aku sering merasa malas walau
sedikit- sehingga banyak kegiatan yang kurencanakan alhamdulillah tercapai.
Namun, ada yang berbeda di tahun ini. Tidak seramai dulu. Terutama teman
seremajaku di lingkungan rumah. Sedikit info saja ya, aku ini anak rumahan.
Jarang sekali keluar. Kalaupun keluar harus ada hal penting. Seringkali akibat
dari keenggananku keluar menyebabkan aku menjadi anak yang kuper.
Tentunya ini tidak keren sama sekali. Dan sepinya teman remaja semakin
membuatku malas untuk keluar rumah. Bahkan, anak-anak kecil pun ikut-ikutan
malas berkumpul setelah selesai tarawih. Sebesar inikah dampaknya? Mungkin
dikarenakan ketua Remaja Masjidnya sedang training ke Bima, kalau tidak
salah. Juga tetangga belakang rumahku pindah. Padahal dia ini biang garing.
Maksudku, dia suka sekali memeriahkan suasana dengan lelucon tidak lucu! Akan
tetapi setelah dia pindah, remaja lelaki lain seakan menjauh menurutku. Sama
seperti anak-anak kecil tadi, usai tarawih mereka pergi begitu saja melewatkan
agenda tadarus yang setahun lalu sangat rajin dilaksanakan. Sedih rasanya.
Hanya karena teman, perbuatan baik tidak jadi dilakukan. Dan memang seharusnya
ketika melakukan hal baik terasa lebih enak bersama-sama karena yang terasa
adalah merasa saling melengkapi satu sama lain. Merasa kuat, meski tak sekuat
yang terlihat. Bahagia, melakukan suatu kebaikan dengan banyak teman yang
kemudian akan menguatkan ukhuwah Islamiyah. Sungguh aku dan mereka
jarang berkumpul sesering aktivitas di bulan Ramadhan. Karena, bagaimanapun
juga, semua orang sedang berlomba-lomba untuk melakukan yang terbaik dalam
bulan ini, terlebih lagi tiada setan serta nafsu yang kecil. Fastabiqul
khairat berjamaah sungguh menyenangkan, jika ada salah akan segera
diperbaiki, dan yang sudah bagus ditingkatkan lagi. Mudah-mudahan aku dan teman
lainnya di seluruh dunia dipertemukan dengan bulan Ramadhan tahun depan agar
terus memompa iman yang hampir lemah selama 11 bulan sebelumnya. Allahu Akbar!
Komentar
Posting Komentar