Langsung ke konten utama

Dianolin (2): Dari Game hingga Brain

Dianolin meski saat ini lebih suka berpikir ilmiah, tetap masih menyukai anime. Namun, koleksi drama Jepangnya sudah ia hapus permanen dan tidak berniat untuk mengunduh ulang. Ada satu hal yang membuat Olin penasaran dengan anime yang satu ini, Sword Art Online. Anime ini menyajikan sebuah cerita yang berbeda berangkat dari impian para gamer dan perkembangan teknologi yang sangat pesat di tahun 2023. Argus pencetus game VRMMORPG (Virtual Reality Massive Multiplayer Online Role Playing Game) meluncurkan game Swort Art Online. Meski tidak begitu paham mengenai game, Olin tetap suka karena dunia seakan terlihat mudah dengan virtual game pada anime ini. Fokus Olin saat ini adalah bisakah virtual game itu diwujudkan dalam dunia nyata?
Tanpa menunggu lebih lama lagi Olin mulai berseluncur ria di dunia maya, memasuki forum diskusi mengenai hal itu. Dari sekian banyak komentar dalam bahasa asing, Oling menangkap satu kesimpulan. Virtual game bisa terwujud. Walau tidak memungkiri bahwa dukungan teknologi masih belum memadai kemudian riset mengenai tingkat bahaya yang mungkin dialami otak apabila langsung terhubung dengan alat NerveGear ataupun AmuSphere. Akan tetapi sempat terbaca oleh Olin bahwa percobaan penggunaan alat semacam NerveGear bernama Oculus Rift sudah pernah dilakukan. Meski tampilannya tidak bisa menyamai persis seperti yang ada di anime. Sudut pandang yang terlihat ketika menggunakan Oculus Rift seperti menggunakan kacamata sebab layar terbagi menjadi dua.

Namun, yang membuat Olin takjub dari hasil forum tersebut adalah seorang anak kecil berumur 13 tahun berbicara mengenai bagian otak, Neuro to Neuro. Karena apa yang masih berat dari riset ini adalah bagaimana menyimpan atau menciptakan data perasaaan, sentuhan, maupun ekspresi wajah ke dalam sebuah karakter. Tidak semudah yang terlihat pada anime. Memori yang dibutuhkan akan sangat besar, sebab berbeda lawan bicara tentu akan menimbulkan emosi yang berbeda pula. Namun oleh anak perempuan 13 tahun dengan nama pengguna Summer, ia mengatakan bahwa hal ini bisa dimanipulasi, sebab neuro merupakan sel-sel otak. Sehingga, untuk mengekspresikan suatu emosi sel-sel itulah yang bekerja. Maka bisa dikatakan untuk mewujudkan suatu emosi sel otak tersebut dapat dirangsang atau  dapat dipicu.

"Kreativitas hanya dibatasi oleh diri. Maka, kembangkanlah ide seluas mungkin dengan memperhatikan aturan dari Pencipta. Kreatif tanpa melihat peraturan dapat menjadi sebuah keonaran yang tidak beradab." - Dianolin 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Save KRS Online

Yak, balik lagi untuk postingan tips dan trik. Karena berkaca dari pengalaman pribadi yang panik ga bisa save KRS. Sedangkan kuota untuk buka KRS lagi untuk diprint itu nggak ada. Okay, sila dibaca tutorial berikut ini.

Dari Zara untuk Murai (4)

Udah lama Zara nggak balas emailku. Rindu juga bertukar kabar dan kisah padanya. Hari-hari ini rasanya tenang. Tapi satu sisi ketenangan ini agak mengusikku. Bukan apa-apa, hanya saja aku merasa tidak perlu mengusahakan apa pun. Sekedar menjalani kehidupan saja. Dan aku tidak suka ketenangan yang seperti ini. 

Book Review: Intelegensi Embun Pagi

Baru nyadar nulis ini ternyata dari bulan September 2017 tapi lupa dipublikasikan haha. Jadi ya tulisannya ya begitu.  Dan kelanjutan dari buku ini, info dari blognya Dee Lestari, bakal ada. Walau waktunya entah kapan. Seri Terakhir itu berjudul Permata. Seorang Peretas yang lahir dari Zarah dan Gio.  BOOK REVIEW: Setelah baca serial Supernova, kecuali KPBJ (Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh), saya jadi ngebet pengen tulis buku sendiri. Satu hal yang paling saya suka dari serial ini adalah adanya unsur ilmiah. Meski dibungkus dengan kisah fantasi beberapa diantaranya termuat informasi ilmiah, seperti tentang Mimpi (Gelombang), tetumbuhan (Partikel), listrik sebagai media penyembuhan (Petir), dan enaknya traveling (Akar). Dan setelah rampung membaca Intelegensi Embun Pagi (IEP ) saya semakin dibuat ngebeeet ingin melakukan riset yang entah apa. Perasaan menggebu-gebu seolah terlarut dalam alur cerita dan endingnya kebawa sampai mimpi, ini ciri khas kalo saya sudah suka ban...