Kadang
saya ngelakuin itu. tapi hanya sama orang dekat aja. Sebenarnya saya tau cuman
jelasin apa yang ada di pikiran saya secara gamblang itu susah dimengeri orang
lain. Orang tua saya malah bilang kalo IQ saya jongkok. Sakit gak sih? Dulu
saya gak begini-begni amat Entah karena apa bisa kayak gini.
Faktor
usia dan males mikir.
Itu
tamparan yang sangat keras, sakit. Perih. Dadaku seakan tertohok tangkai bunga
mawar kecil yang tajam. Seakan tak terjadi apa-apa, kumulai dengan ucapan
terimakasih. Ya, terimakasih. Sakit dahulu lalu sembuh. Kasar awal berakhir
lembut. Dimulai salah dan akan menjadi benar. Tak terpikir olehku. Sosok yang
begitu menyemangati dengan mudahnya menghancurkan semua yang telah ia ciptakan.
Karya besar. Bendungan tidak cukup kuat untuk menghadang yang satu ini. Tanpa
bisa dicegah, tumpah begitu saja. Ditengah kesadaran yang terombang ambing,
kucoba menambal demi tambalan pada bendungan, percuma.
Terlalu deras. Tak lama kemudian muncul kobaran api. Kedatangannya tidak membantu. Angin mencoba, tak urung hasil yang didapatkan tidak lebih baik dari api. Dan carilah air. Menenangkan. Sejuk. Seakan membuka tangan untuk orang-orang yang membutuhkan pelukan. Meski begitu tetap saja. Bendungan tak bisa melakukan apa-apa. Terdiam. Membiarkan semuanya terjadi. Hening. Burung-burung yang biasa berkicau membeku terpaku. Daun yang gemulai menjadi layu. Kumbang mengganti warna cerahnya menjadi kusam. Laba-laba telah membuat sarang yang hampir menutupi seluruh bagian hamparan hijau. Matahari enggan menampakkan kilau cahayanya. Biru langit. Biru... pucat tak enak dipandang. Disuguhkan setetes pembangkit hanya dapat merubahnya menjadi sendu. Perubahan yang tidak berarti. Kemudian, tertiup angin sebuah kelopak bunga mendarat halus pada permukaan air yang terus menerus mencoba melepaskan diri dari bendungan. Kecil, sangat kecil. Berwarna jingga cerah. Perlahan menenangkan yang berteriak.
Terlalu deras. Tak lama kemudian muncul kobaran api. Kedatangannya tidak membantu. Angin mencoba, tak urung hasil yang didapatkan tidak lebih baik dari api. Dan carilah air. Menenangkan. Sejuk. Seakan membuka tangan untuk orang-orang yang membutuhkan pelukan. Meski begitu tetap saja. Bendungan tak bisa melakukan apa-apa. Terdiam. Membiarkan semuanya terjadi. Hening. Burung-burung yang biasa berkicau membeku terpaku. Daun yang gemulai menjadi layu. Kumbang mengganti warna cerahnya menjadi kusam. Laba-laba telah membuat sarang yang hampir menutupi seluruh bagian hamparan hijau. Matahari enggan menampakkan kilau cahayanya. Biru langit. Biru... pucat tak enak dipandang. Disuguhkan setetes pembangkit hanya dapat merubahnya menjadi sendu. Perubahan yang tidak berarti. Kemudian, tertiup angin sebuah kelopak bunga mendarat halus pada permukaan air yang terus menerus mencoba melepaskan diri dari bendungan. Kecil, sangat kecil. Berwarna jingga cerah. Perlahan menenangkan yang berteriak.
Komentar
Posting Komentar