Dari Abbad bin Abbad Al-Mahlabi
menuturkan bahwa ada salah seorang raja Basrah menhalani hidup dengan banyak
beribadah. Bamun kemudian berbalik menjadi pengejar dunia dan kekuasaan. Ia
membangun rumah megah. Untuk memperlihatkan kemegahan dan kesenangan hidupnya,
ia mengundang para pejabat kerajaan dan sahabatanya untuk menghadiri acara
makan. Mereka mengagumi keindahan dan kemewahan rumahnya itu. Setelah itu
orang-orang dekatnya diajak duduk untuk merancang bangunan sejumlah rumah
lainnya yang dikhususkan untuk anak-anaknya. Bahkan mereka tinggal di kediaman
baru itu selama berhari-hari dengan berbagai kesenangan dan makanan lezat.
Sementara mereka sedang menikmati
hidup di rumah mewah itu, tiba-tiba terdengar suara memanggil dari sudur
belakang seraya berkata:
“Hai pembangun kesenangan duniawi
Yang lalai akan akhir perjalanan
ini
Sebab kematian tercatat pasti
Atas semua makhluk tak
terkecuali
Yang suka ria maupun yang duke
nestapa
Janganlah membangun rumah,
karena
Sebenarnya engkau bukan
penghuninya
Kembalilah mengabdi kepada-Nya
Agar bercak pedaya hilang dari
jiwa.”
Mendengar suara itu, sang raja
dan orang-orang dekatnya tersentak. Ia merasa sesak di dadanya dan seakan
kematian akan segera menjemputnya. Lalu ia menengadah seraya mengucap: “Ya
Allah, orang yang hadir diantara hamba-hamba Engkau bahwa hamba bertobat kepada
Engkau dari segala perbuatan dosa dan menyesali perbuatan lalai yang hamba
lakukan pada hari-hari yang lalu. Hamba memohon, untuk hamba nikmati ketaatan
kepada Engkau dan jika engkau hendak memanggil hamba pulang ke hadirat Engkau
maka kiranya Engkau berkenan memberi ampunan sebagai kemurahan Engkau kepada
hamba!”
Tidak lama kemudian ia meninggal
dunia. Lalu para ulama memandang bahwa kematiannya itu adalah dalam keadaan
tobat.
Sumber: Hani
Al-Haj, 1001 Kisah Teladan
Komentar
Posting Komentar