Langsung ke konten utama

Kematian Adalah Ketetapan


Dari Abbad bin Abbad Al-Mahlabi menuturkan bahwa ada salah seorang raja Basrah menhalani hidup dengan banyak beribadah. Bamun kemudian berbalik menjadi pengejar dunia dan kekuasaan. Ia membangun rumah megah. Untuk memperlihatkan kemegahan dan kesenangan hidupnya, ia mengundang para pejabat kerajaan dan sahabatanya untuk menghadiri acara makan. Mereka mengagumi keindahan dan kemewahan rumahnya itu. Setelah itu orang-orang dekatnya diajak duduk untuk merancang bangunan sejumlah rumah lainnya yang dikhususkan untuk anak-anaknya. Bahkan mereka tinggal di kediaman baru itu selama berhari-hari dengan berbagai kesenangan dan makanan lezat.
Sementara mereka sedang menikmati hidup di rumah mewah itu, tiba-tiba terdengar suara memanggil dari sudur belakang seraya berkata:
                “Hai pembangun kesenangan duniawi
                Yang lalai akan akhir perjalanan ini
                Janganlah terbawa angan tinggi
                Sebab kematian tercatat pasti
                Atas semua makhluk tak terkecuali
                Yang suka ria maupun yang duke nestapa
                Janganlah membangun rumah, karena
                Sebenarnya engkau bukan penghuninya
                Kembalilah mengabdi kepada-Nya
                Agar bercak pedaya hilang dari jiwa.”
Mendengar suara itu, sang raja dan orang-orang dekatnya tersentak. Ia merasa sesak di dadanya dan seakan kematian akan segera menjemputnya. Lalu ia menengadah seraya mengucap: “Ya Allah, orang yang hadir diantara hamba-hamba Engkau bahwa hamba bertobat kepada Engkau dari segala perbuatan dosa dan menyesali perbuatan lalai yang hamba lakukan pada hari-hari yang lalu. Hamba memohon, untuk hamba nikmati ketaatan kepada Engkau dan jika engkau hendak memanggil hamba pulang ke hadirat Engkau maka kiranya Engkau berkenan memberi ampunan sebagai kemurahan Engkau kepada hamba!”
Tidak lama kemudian ia meninggal dunia. Lalu para ulama memandang bahwa kematiannya itu adalah dalam keadaan tobat.

Sumber: Hani Al-Haj, 1001 Kisah Teladan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Save KRS Online

Yak, balik lagi untuk postingan tips dan trik. Karena berkaca dari pengalaman pribadi yang panik ga bisa save KRS. Sedangkan kuota untuk buka KRS lagi untuk diprint itu nggak ada. Okay, sila dibaca tutorial berikut ini.

Surat untuk Murai (2)

(Dari Zara untuk Murai) Menulis balasan untuk Ai ternyata tidak semudah itu. Menuangkan dan menata ulang isi pikiran juga tidak gampang, tapi bukan sesuatu yang mustahil. Kuberanikan diri membalas e-mail Ai yang sudah berapa bulan ini tak tersentuh. Harapanku, semoga Ai mau membacanya. Kalau mode berbicara aku berharap Ai mau mendengarkan. Aku terbuka untuk solusi atau sekedar balasan simpati. Sebagai tanda bahwa tulisanku didengar olehnya. ______

Surel dari Murai (1)

       Zara POV Beberapa hari belakangan ini aku merasa bosan. Buku maupun ebook beberapa sudah kutamatkan. Tapi masih terasa sepi dan jenuh sekali. Harus ada aktivitas baru. Iseng kubuka email khusus korespondensi. Ternyata ada surel dari Murai masuk. Hampir sekitar sebulan lebih kami tidak pernah berkomunikasi. Entah aku yang terlalu sibuk atau mungkin dia juga sedang sibuk dengan aktivitas barunya mengajar anak-anak. Yah, intinya aku tidak ingin menyalahkan siapa pun atas berjaraknya pertemanan ini.