Selalu menyenangkan memang jika bisa menghabiskan waktu
bersama keluarga, bukankah begitu? Dan gue juga berusaha untuk bisa mengikuti
semua kegiatan yang khususnya keluarga gue adakan. Tapi, kadang gue butuh waktu
buat sendirian menyelesaikan banyak hal yang sudah direncanakan sejak awal, dan
seringkali pula gue merasa lebih mengutamakan acara keluarga tersebut meski
hanya "menonton tv" ya menonton. Agak sedikit merasa menyesal juga
sebenarnya. Walau begitu, gue tetep kekeuh ikuut acara keluarga kecil-kecilan
itu.
PKL atau Praktek Kerja Lapangan terasa sedikit
memberatkan bagi gue, ketika baru-baru menjalaninya. Karena memang, waktu yang
dihabiskan sangatlah banyak, bung! Dari jam 8 pagi sampai 5 sore. Dari situ,
waktu gue mulai padet banget. Rata-rata kegiatan yang udah gue rencanain
terpaksa dibatalin dikarenakan gue capek banget, hehe. Walhasil, berkumpul
dengan acara keluarga juga begitu sulit.
Sesampainya dirumah, gue kadang
langsung makan atau rabahan di kasur atau nonton tv. Dan berlanjut sampai
setelah shalat isya'. Disinilah akar paling berat menurut gue. Gue punya tugas:
nukil kitab, kerjain rancangan gambar gue, ketik postingan(sulit banget ngatur
waktu capeknya >_< ) dan acara keluarga tadi. Dan mungkin ada kegiatan
tambahan seperti badmood, hahaha!! xD
Belum lagi, ketika di kantor entah mendapat tugas berat
atau ringan you'll never know, depends to the customer~ Seringkali berat, dan
pulangnya pasti gue langsung makan, mandi, shalat, nonton bentar, lalu
berjelajah di dunia khayal tapi nyata, mimpi. Gue pernah protes keras sama diri
gue sendiri. Kenapa sih lu sulit banget atur waktu lu sendiri, Ndi?!! Lu kan
bisa istirahat di kantor kalo memang lagi capek. Dan gue tipe orang yang selalu
memaksa kehendak kemampuan, ya gitu. Alhamdulillah sekarang gue bisa kontrol
sedikit, waktu ada proyek sablon tas plastik buat kurban gue capek banget
mungkin, dan gue kasi standar setelah 10 tas gue keringin gue masuk ke kantor
buat istirahat, dan gue melaksanakannya dengan baik! Yah, mungkin bagi siswa
PKL lain dan pegawai kantor, menilai gue sebagai siswa yang malas, biarkan
saja. Mereka gak pernah nanya gue kenapa cepet capek. Yang pasti gue udah
bilang mau istirahat dulu, karena encok dan barulah gue cabut dari tempat itu
hihiiw.
Malamnya, gue gak sengaja baca majalah langganan ibu,
Hidayatullah, tepatnya kolom parenting gitu. Gue kan tertarik yang beginian,
kali-kali ada ada solusi untuk mengetahui sebenarnya gue ini tipe anak yang
bagaimana, hohoho~ Dan disitu ada pengalaman seorang ayah dengan lima anaknya.
Sang ayah selalu berdoa agar anak-anaknya dibimbing ke jalan yang lurus, serta
tidak macam-macam dengan keadaan dunia yang sudah semrawut ini. Alhamdulillah,
anak-anak beliau pergi menuntut ilmu agama lebih dalam tanpa pernah diminta
terlebih dahulu oleh sang Allah. Bahkan, anak pertamanya memprovokasi
adik-adiknya dengan mengatakan, "Kamu kalo dekat-dekat sama orang tua
terus gak bakal 'jadi-jadi'".
Gue yang kala itu belum ngeh sama sekali, baca
ulang paragraf itu. Kemudian, gue sadar. Terlalu dekat yang dimaksud adalah
waktu yang telah dihabiskan. Bisa jadi, hanya membuang-buang waktu saja seperti
menonton tv. Dan ini bener-bener nyinggung gue. Yap, gue selalu mengutamakan
kegiatan keluarga yang terkadang terkesan menyia-nyiakan waktu. Dan seringkali
gue menahan keinginan gue untuk melakukan sesuatu yang lain, semisal
mempelajari software A, atau coba edit foto si B dan malah menghabiskan waktu
untuk menonton saja. Ini yang sedang terjadi. Gue menahan peluang besar untuk
menjadi sesuatu! Setelah itu juga, kakak gue sebut nama gue jadi, kembuq,
yang berarti semacam anak yang tidak bisa ditinggal oleh kedua orang tuanya.
Gue mungkin gak suka, tapi kalo itu memang yang terjadi apa gue harus nyangkal
terus tanpa terselesaikan masalahnya? Ya nggaklah. Dari situ gue sadar, gue
pengen jadi ini dan harus bisa mengusahakan waktu untuk itu, gak lupa juga
minta Allah buat ijinin serta dukungan keluarga juga.
Dari sini, gue dapet banyak banget. Pertama, buat
rencana. Kedua, ngatur waktu. Ketiga, utamakan yang lebih prioritas. Keempat,
tegaslah pada diri sendiri. Kelima, jika gagal menjalani 4 langkah sebelumnya,
ulangi dari awal. Selamat mencoba!
Komentar
Posting Komentar