Langsung ke konten utama

Different Shortcuts

Alhamdulillah di waktu senggang yang sangat jarang kumiliki ini, dapat tercurah berbagai macam emosi negatif dan positif yang bercampur baur tanpa adanya sekat pemisah. Beberapa hari yang kumiliki sebelumnya terasa terbuang percuma, jika saja perkataan melalui tulisan ini dibaca tentu seisi rumah akan berlomba-lomba menjitak kepalaku. Karena tidak sepenuhnya terbuang, hanya saja berbaring serta berusaha untuk sehat terasa begitu-begitu saja, sungguh tidak bersyukur perempuan ini. Begitulah, seakan hidupku diberi selotip berukuran besar, kemudian menutupi semua celah yang ada di rumahku. Tak pernah keluar, tak pernah bertukar pesan maupun kabar, tak pernah online, ya seperti itu. Sehingga ketika mendapat kesempatan online, yang kudapat malah rasa kecewa serta kebencian terhapad diriku sendiri. Aku sudah tertinggal jauh. Sangat jauh dari mereka yang telah melanjutkan hidupnya dengan berbagai macam aktivitas. Aku malu. Aku tidak tahu apa-apa. Semua
orang berusaha untuk mencari kerja. Semua orang saling menunjukkan bakat mereka masing-masing. Dengan waktu 5 hari yang lalu tanpa melakukan apa-apa, aku merasa sangat bodoh layaknya seorang anak SD tidak naik kelas. Aku menyalahkan diriku atas semua ini. Akan tetapi, melihat kakakku mencuci, ibuku merawat bunga, bapak memanasi motor, mereka membuatku sadar. Aku sedang dalam kondisi membutuhkan istirahat fisik. Telah banyak sekali kurepotkan seisi rumah karenanya. Bahkan ibuku pernah mengatakan, "Seisi bumi ini tidak akan cukup untuk mengganti hutangnya adek ke mamak". Aku hanya terdiam mendengarnya, karena memang benar. Mereka telah berusaha membantuku untuk memulihkan kembali fisikku maupun mentalku. Berpikir seperti itu memang lebih bodoh lagi, dibandingkan tidak memikirkan sudah sejauh mana yang sudah kamu lakukan dengan orang sekitarmu. Aku harus mencari cara lain. Jalan pintas untuk sama-sama berada disuatu tempat tanpa harus melewati jalan yang dilalui orang-orang yang sudah sampai disana, karena aku tidak akan mungkin sampai. Aku membutuhkan caraku sendiri untuk membuat diriku juga berada disana dengan lebih cepat. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Save KRS Online

Yak, balik lagi untuk postingan tips dan trik. Karena berkaca dari pengalaman pribadi yang panik ga bisa save KRS. Sedangkan kuota untuk buka KRS lagi untuk diprint itu nggak ada. Okay, sila dibaca tutorial berikut ini.

Surat untuk Murai (2)

(Dari Zara untuk Murai) Menulis balasan untuk Ai ternyata tidak semudah itu. Menuangkan dan menata ulang isi pikiran juga tidak gampang, tapi bukan sesuatu yang mustahil. Kuberanikan diri membalas e-mail Ai yang sudah berapa bulan ini tak tersentuh. Harapanku, semoga Ai mau membacanya. Kalau mode berbicara aku berharap Ai mau mendengarkan. Aku terbuka untuk solusi atau sekedar balasan simpati. Sebagai tanda bahwa tulisanku didengar olehnya. ______

Surel dari Murai (1)

       Zara POV Beberapa hari belakangan ini aku merasa bosan. Buku maupun ebook beberapa sudah kutamatkan. Tapi masih terasa sepi dan jenuh sekali. Harus ada aktivitas baru. Iseng kubuka email khusus korespondensi. Ternyata ada surel dari Murai masuk. Hampir sekitar sebulan lebih kami tidak pernah berkomunikasi. Entah aku yang terlalu sibuk atau mungkin dia juga sedang sibuk dengan aktivitas barunya mengajar anak-anak. Yah, intinya aku tidak ingin menyalahkan siapa pun atas berjaraknya pertemanan ini.