Jangan salahkan mereka. Kau yang mempunyai kendali atas ini! Mereka boleh "menginjak"mu, tetapi kau tak boleh membenci mereka. They are your sister. They need your support. Mereka sama sekali tidak mengintimidasimu, akan tetapi perasaan tak bisa selalu ditahan. Kau bersyukur mereka berusaha merubah diri mereka. Perkataannya mungkin tak selaras dengan pemahamanmu. Yakinlah, mereka juga sama sepertimu. Masa lalu merupakan percobaan terbaik. Tanpanya tak mungkin kau menginginkan perubahan.
Dia yang dulu dan sekarang sebenarnya sama saja. Yang membedakan hanyalah pemahamannya yang juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Tak bisalah kau menyalahkan dia yang terlanjur terperosok.
They are your sister. They need your support. Dengan dirinya yang sekarang kau merasa dia berbeda, bukan yang dulu. Kau menginginkan yang dulu. Kau acuhkan dia yang sekarang. Semakin lama, kau menyadari betapa ini sangat salah. Ya, benar-benar salah. Merasa terlambat ketika kau berupaya mengembalikan dia yang dulu.
Kau melihat dirinya. Dia tampak begitu cerah. Mungkinkah semburat mentari pagi tertempel di pipinya? Jarang sekali dia terlihat muram. Pernahlah pasti, tetapi tidak di depan dirimu. Kau mencoba mengingat pertemuan serta perkenalan pertamamu dengannya. Begitu indah bukan? Manis sekali, saat kau membicarakan suatu hal dengan 3 orang berbeda dalam satu waktu. Kau ingat juga, saat itu kau dan mereka berada dalam wilayah yang benar-benar tidak sama satu sama lain. Kini kau melihat dirinya, menahan keras tangismu. Kau bertanya, "Apakah aku penyebabmu?" Terisak di depan cermin. Tak mampu melontarkan sebuah pertanyaan tepat di hadapanmu. Maukah kau kembali? Tentu saja tidak persis seperti dulu, tetapi seperti yang pernah kita rasakan. They are your sister. They need your support.
"Hei," sapamu dalam hati. Mengapa kau begitu senang? Tak adakah satupun yang mampu membuatmu menitikkan air mata? Kau amati, dia tetap seperti itu. Dia tetap menganggapmu sebagai orang terdekatnya. Apakah kau juga begitu? Kau hampir kehilangan dua sosok, tersisalah dia di dalam genggaman hatimu. Jangan. Tolong jangan. Sudah cukup. Kau pun berupaya tetap berada di sisinya. They are your sister. They need your support. Bersamanya kau membahas bagaimana tuk tarik mereka yang hilang untuk kembali. Dia juga merasa kesepian, kau rasa. Dia memilih untuk tidak menunjukkannya. Betapa bahagianya mempunyai mereka. Mereka yang memang ada, tetapi tak ada. Ilusi nyata.
Dia yang dulu dan sekarang sebenarnya sama saja. Yang membedakan hanyalah pemahamannya yang juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Tak bisalah kau menyalahkan dia yang terlanjur terperosok.
They are your sister. They need your support. Dengan dirinya yang sekarang kau merasa dia berbeda, bukan yang dulu. Kau menginginkan yang dulu. Kau acuhkan dia yang sekarang. Semakin lama, kau menyadari betapa ini sangat salah. Ya, benar-benar salah. Merasa terlambat ketika kau berupaya mengembalikan dia yang dulu.
Kau melihat dirinya. Dia tampak begitu cerah. Mungkinkah semburat mentari pagi tertempel di pipinya? Jarang sekali dia terlihat muram. Pernahlah pasti, tetapi tidak di depan dirimu. Kau mencoba mengingat pertemuan serta perkenalan pertamamu dengannya. Begitu indah bukan? Manis sekali, saat kau membicarakan suatu hal dengan 3 orang berbeda dalam satu waktu. Kau ingat juga, saat itu kau dan mereka berada dalam wilayah yang benar-benar tidak sama satu sama lain. Kini kau melihat dirinya, menahan keras tangismu. Kau bertanya, "Apakah aku penyebabmu?" Terisak di depan cermin. Tak mampu melontarkan sebuah pertanyaan tepat di hadapanmu. Maukah kau kembali? Tentu saja tidak persis seperti dulu, tetapi seperti yang pernah kita rasakan. They are your sister. They need your support.
"Hei," sapamu dalam hati. Mengapa kau begitu senang? Tak adakah satupun yang mampu membuatmu menitikkan air mata? Kau amati, dia tetap seperti itu. Dia tetap menganggapmu sebagai orang terdekatnya. Apakah kau juga begitu? Kau hampir kehilangan dua sosok, tersisalah dia di dalam genggaman hatimu. Jangan. Tolong jangan. Sudah cukup. Kau pun berupaya tetap berada di sisinya. They are your sister. They need your support. Bersamanya kau membahas bagaimana tuk tarik mereka yang hilang untuk kembali. Dia juga merasa kesepian, kau rasa. Dia memilih untuk tidak menunjukkannya. Betapa bahagianya mempunyai mereka. Mereka yang memang ada, tetapi tak ada. Ilusi nyata.
Komentar
Posting Komentar