Langsung ke konten utama

Trouble~

well, everibadeeh~ I'm back! Gue lagi suka dan cepet banget sebel sama temen-temen kelas gue nih. Gimana ya tiap mereka punya masalah kenapa gak luangin waktu dikit buat mikirin masalah tersebut dan cari jalan keluarnya? Kenapa harus bergantung sama orang lain dulu, orang lain kan bukan tali jemuran. *eh Kita cuma boleh bergantung sama Allah dan diri sendiri aja. Kemudian, bagi orang yang pengeen banget jadi orang lain, "Hey, are you kidding me?" There's no one same like you. So, you just you! Kamu ya kamu, mereka ya mereka. Kalau ada terbesit dalam pikiran ingin menjadi seperti mereka, coba tanyakan pada mereka. Tebakan gue, salah satu dari mereka juga pengen jadi kayak kamu. Kenapa mau menjadi orang lain sedangkan orang lain tersebut ingin menjadi seperti kita? Perasaan semacam ini seringkali datang disaat kepercayaan diri kita runtuh. Saat-saat ini terkadang sangat menyebalkan. Saat dimana potensi diri kita seakan bersembunyi di balik gunung. Hilang entah kemana. Tapi, menurut gue sendiri bagus juga kondisi ini, bikin kita mikir lagi or
flashback apa yang udah kita lakuin. Sudah benarkah? Salahnya dimana aja? Cara perbaikinya gimana? Dan saya harap perasaan seperti ini jangan terlalu lama dipikirin. Gak baik. Karena termasuk perasaan negatif. Pas lagi mikirnya di kamar, cepet selesaikan masalahnya (kalo bisa) kemudian keluar dari kamar itu. Mudah-mudahan feeling better setelahnya ^_^


Dan ini lagi, apa yang sudah dikurangkan oleh Allah, jangan harap bisa kalian tambahkan. Cobalah untuk menambah di bagian dirimu yang tidak dikurangkan. Ngerti maksud gue? Contohnya gue dulu deh, gue udah dikurangin dibagian fisik. Setidaknya gue bisa nambahin dibagian otak bukan? Gak semua masalah juga bisa diselesein sama fisik. Ayolah ambil sisi positif dari negatif. Kita sebenernya gak punya hak menandai suatu masalah itu baik atau buruk. Yang  kasi masalah kan Allah, jadi otomatis pake standarnya Allah, bukan standar kita. Selamat Belajar menempuh Mid Semester ya!! 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Save KRS Online

Yak, balik lagi untuk postingan tips dan trik. Karena berkaca dari pengalaman pribadi yang panik ga bisa save KRS. Sedangkan kuota untuk buka KRS lagi untuk diprint itu nggak ada. Okay, sila dibaca tutorial berikut ini.

Surat untuk Murai (2)

(Dari Zara untuk Murai) Menulis balasan untuk Ai ternyata tidak semudah itu. Menuangkan dan menata ulang isi pikiran juga tidak gampang, tapi bukan sesuatu yang mustahil. Kuberanikan diri membalas e-mail Ai yang sudah berapa bulan ini tak tersentuh. Harapanku, semoga Ai mau membacanya. Kalau mode berbicara aku berharap Ai mau mendengarkan. Aku terbuka untuk solusi atau sekedar balasan simpati. Sebagai tanda bahwa tulisanku didengar olehnya. ______

Surel dari Murai (1)

       Zara POV Beberapa hari belakangan ini aku merasa bosan. Buku maupun ebook beberapa sudah kutamatkan. Tapi masih terasa sepi dan jenuh sekali. Harus ada aktivitas baru. Iseng kubuka email khusus korespondensi. Ternyata ada surel dari Murai masuk. Hampir sekitar sebulan lebih kami tidak pernah berkomunikasi. Entah aku yang terlalu sibuk atau mungkin dia juga sedang sibuk dengan aktivitas barunya mengajar anak-anak. Yah, intinya aku tidak ingin menyalahkan siapa pun atas berjaraknya pertemanan ini.