Berada di kawasan orang normal
tanpa disadari membuat kita memaksakan diri untuk menjadi normal. Gue yang
sebenarnya gak boleh berlari menjadi berlari ketika teman-teman gue berlari
dikarenakan sudah terlambat. Terkadang gue pengen berada di kawasan gue, kawasan
khusus skoliosis. Meskipun sama-sama kekurangan tapi setidaknya kami saling
memahami dan membantu satu sama lain. Di kawasan normal, orang di sekitar gue
menuntut gue untuk berlaku normal setiap saat. Bapak gue, teman gue. mungkin
maksud mereka baik, tapi hal itu kuranglah baik bagi kondisi fisik gue. bapak
gue menyuruh gue untuk mengikuti ekstrakulikuler basket. Teman gue meminta gue
untuk mengikuti salah satu beladiri. Jika gue ber-fisik normal akan dengan
mudah gue katakan “ya” untuk semua tawaran tersebut. Tapi apa yang terjadi?
Mereka menganggap gue normal karena gue berada dalam kawasan normal dan
lingkungan yang normal. Tidak bisakah gue meminta lingkungan yang mengerti
keadaan gue? Adakah tempat yang seperti itu? Tempat dimana gue bisa merasakan
bahwa gue sama dengan yang lain tanpa harus memaksakan kehendak gue untuk
melakukan sesuatu yang terlarang untuk kondisi gue. Gue mencari tempat yang
normal namun perlakuan normal tersebut tidak berlaku bagi yang kekurangan.
Terlebih lagi jika kita didengarkan
tapi tidak dimengerti. Itu sungguh menyakitkan!!!!
Komentar
Posting Komentar