Langsung ke konten utama

Beku

Rutinitas berulang dan kebiasaan tanpa pemaknaan yang tepat bisa menjadi salah satu penyebab bekunya pemikiran, menurut saya.

Bicara tentang fokus, ada pemikiran bagus soal ini. Sedari kecil, kita sering dilatih untuk mencoba dan bisa dalam berbagai hal. Namun luput diajari untuk fokus dalam melakukannya. Coba tebak apa yang terjadi? Fokus pun tergadai dengan kesenangan yg menghasilkan endorfin sesaat.

Memang sih tetap belajar tapi tingkat fokusnya hanya bertahan tak sampai setengah jam. Itu yang terjadi pada saya dan bisa juga yang sedang membaca.

Karena tidak fokus akhirnya mengantarkan pada siklus aktivitas melakukan-tanpa-makna. Bahkan lebih jauh, sengaja menghindari suatu aktivitas yang membutuhkan fokus.

Hal berikutnya yang terjadi, selain terjebak dengan rutinitas adalah jumud atau kebekuan. Begitu-begitu saja tanpa ada perkembangan yang berarti.

Kalau tak segera sadar, waktu akan berlalu begitu saja. Menggilas siapapun tanpa peduli jabatan dan sebanyak apapun harta yg dimiliki. Sebab waktu tidak diisi dengan aktivitas yang dimaknai dengan kesadaran juga kefokusan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Save KRS Online

Yak, balik lagi untuk postingan tips dan trik. Karena berkaca dari pengalaman pribadi yang panik ga bisa save KRS. Sedangkan kuota untuk buka KRS lagi untuk diprint itu nggak ada. Okay, sila dibaca tutorial berikut ini.

Surat untuk Murai (2)

(Dari Zara untuk Murai) Menulis balasan untuk Ai ternyata tidak semudah itu. Menuangkan dan menata ulang isi pikiran juga tidak gampang, tapi bukan sesuatu yang mustahil. Kuberanikan diri membalas e-mail Ai yang sudah berapa bulan ini tak tersentuh. Harapanku, semoga Ai mau membacanya. Kalau mode berbicara aku berharap Ai mau mendengarkan. Aku terbuka untuk solusi atau sekedar balasan simpati. Sebagai tanda bahwa tulisanku didengar olehnya. ______

Surel dari Murai (1)

       Zara POV Beberapa hari belakangan ini aku merasa bosan. Buku maupun ebook beberapa sudah kutamatkan. Tapi masih terasa sepi dan jenuh sekali. Harus ada aktivitas baru. Iseng kubuka email khusus korespondensi. Ternyata ada surel dari Murai masuk. Hampir sekitar sebulan lebih kami tidak pernah berkomunikasi. Entah aku yang terlalu sibuk atau mungkin dia juga sedang sibuk dengan aktivitas barunya mengajar anak-anak. Yah, intinya aku tidak ingin menyalahkan siapa pun atas berjaraknya pertemanan ini.