Lelaki tinggi
humoris itu selalu menyita perhatianku. Dibalik kejutekanku, selalu kuselipkan
kesempatan untuk menatapnya dari balik layar komputer. Semua orang tahu bahwa
dia memang selalu berlagak playboy. Meski faktanya, dia tidak pernah memiliki
pacar sekali pun.
Entah apa yang
membuatku terpikat padanya. Apakah karena postur badannya yang tinggi? Atau
karena sifatnya yang humoris? Keduanya mungkin benar. Tapi tetap saja, ada yang
membuatku kecewa terhadapnya. Dia jarang shalat. Itu dia. Walau sudah tahu
begitu, tetap saja guyonan sembarangnya selalu membuatku tertawa.
Sebenarnya aku tidak
ingin terjebak pada zona ini. Suka dalam diam. Rasa suka itu juga sedikit
tercoreng setelah melihat kenyataan bahwa dia tidak terlalu peduli pada agama.
Akhirnya kukatakan pada diriku sendiri. Daripada terus-menerus merasa seperti
ini lebih baik rasa suka itu diganti menjadi rasa senang terhadap teman. Ya
teman. Bila itu teman, rasanya tidak perlu canggung maupun sungkan. Merasa
biasa saja. Dengan sebanyak apa pun kekurangannya, akan terasa biasa. Karena
dia teman.
Oke, Galah. Sekarang
kamu menjadi temanku. Mohon bertemanlah secara baik denganku!
-cerita mini malam hari-
Komentar
Posting Komentar