Langsung ke konten utama

For You

Untuk Maulida Audina Wulandai
Maafkan saya teman. Saya lalai dalam memperhatikanmu sehingga kau berpaling dan mencari sosok yang memperdulikanmu. Maafkan saya ketika kau berbuat salah, menjauhimu menjadi pilihan yang terpilih. Maafkan saya, ketika kau memulai suatu percakapan dan tindakan yang terlihat saat itu mengacuhkan perkataanmu. Maafkan saya, menyadari perbuatan salah ini dalam rentang waktu yang lama. Rindu hati ini akan keberadaanmu di antara teman lain. Sosokmu hilang ketika kami biasa berkumpul dan kau menghidupkan waktu bersama dia. Maafkan saya, ketika ingin menegurmu perkataan ketus justru terlontar dari lidah ini. Maafkan saya, mendiamkanmu dengan tidak memberimu kesempatan. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Save KRS Online

Yak, balik lagi untuk postingan tips dan trik. Karena berkaca dari pengalaman pribadi yang panik ga bisa save KRS. Sedangkan kuota untuk buka KRS lagi untuk diprint itu nggak ada. Okay, sila dibaca tutorial berikut ini.

Dari Zara untuk Murai (4)

Udah lama Zara nggak balas emailku. Rindu juga bertukar kabar dan kisah padanya. Hari-hari ini rasanya tenang. Tapi satu sisi ketenangan ini agak mengusikku. Bukan apa-apa, hanya saja aku merasa tidak perlu mengusahakan apa pun. Sekedar menjalani kehidupan saja. Dan aku tidak suka ketenangan yang seperti ini. 

Book Review: Intelegensi Embun Pagi

Baru nyadar nulis ini ternyata dari bulan September 2017 tapi lupa dipublikasikan haha. Jadi ya tulisannya ya begitu.  Dan kelanjutan dari buku ini, info dari blognya Dee Lestari, bakal ada. Walau waktunya entah kapan. Seri Terakhir itu berjudul Permata. Seorang Peretas yang lahir dari Zarah dan Gio.  BOOK REVIEW: Setelah baca serial Supernova, kecuali KPBJ (Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh), saya jadi ngebet pengen tulis buku sendiri. Satu hal yang paling saya suka dari serial ini adalah adanya unsur ilmiah. Meski dibungkus dengan kisah fantasi beberapa diantaranya termuat informasi ilmiah, seperti tentang Mimpi (Gelombang), tetumbuhan (Partikel), listrik sebagai media penyembuhan (Petir), dan enaknya traveling (Akar). Dan setelah rampung membaca Intelegensi Embun Pagi (IEP ) saya semakin dibuat ngebeeet ingin melakukan riset yang entah apa. Perasaan menggebu-gebu seolah terlarut dalam alur cerita dan endingnya kebawa sampai mimpi, ini ciri khas kalo saya sudah suka ban...