Setiap di sekolah rasanya ada beban berat. Walhasil tugas-tugas
kebanyakan jadi di rumah. Dan it takes many time. Huff, ada titik dimana gue
penat sama yang namanya sehat. Gue pengen sakit terus gak bisa masuk sekolah
hanya buat menghindari dikumpulinnya tugas-tugas itu. Capek. Sumpah capek
banget. Dan tiap kali di rumah, rasanya nyaman terus bisa ketawa lepas sama
orang-orang rumah. Dimana pun gue berada, entah itu rumah atau sekolah gue
selalu pake topeng. Topeng buat nutupin apa yang gue yang sebenarnya gue
rasakan. Terkadang gue butuh lampu merah. Berhenti untuk semuanya dan mengambil
lampu hijau untuk diri sendiri memikirkan masalah yang sudah saatnya
diselesaikan.
Stop bukan berarti pengecut kok. Cuma kita butuh pengendalian diri dan
itu memerlukan waktu. Mengisi detik-detik dengan tindakan yang akan mengganti
tindakan sebelumnya. Mundur saat ini terasa mengibarkan bendera putih. Terasa
atau kelihatan? Mungkin kelihatan. Tidak semua yang terekam oleh mata
menunjukkan hal-hal yang diperlukan.
Bersiap untuk kehilangan. Mungkin bukan kehilangan tapi menyiapkan diri
untuk memberi lebih banyak. Lebih banyak waktu untuk diri sendiri. Terkesan
egois? Sudah terlalu lama tak ada waktu
untuk memperbaiki diri.
Gue hanyalah seorang gadis biasa yang terkadang ingin diakui
keberadaan serta kemampuannya. Tampilan yang terhias layaknya anak kecil tak
tahu menahu apa sebenarnya kehidupan itu. Mengapa harus menjadi dewasa untuk
bisa diakui pemikirannya? Kurang cukupkah pengalaman? Apa salahnya mempunyai
pikiran yang semestinya tidak dimiliki saat ini? Haruskah menunggu 10 atau 15
tahun ke depan?
Komentar
Posting Komentar