Langsung ke konten utama

INA

Alhamdulillah, hari ini gak belajar *sesat amat ini orang. Kenapa bisa gak belajar? Dikarenakan ada sosialisasi. Entah ya tentang apa, gue lupa *nepok jidat. Yang paling gue inget adalah tentang ideologi Indonesia yaitu Pancasila. Yang akan gue bahas adalah sila ke-5.

"Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia"

Mungkin pada jaman dulu hal ini masih berlangsung. Tapi untuk masa kini, gue rasa nggak. Masa iya koruptor yang nyogok masa tahanannya dikurangin pake duit itu adil? Sedangkan nenek-nenek yang ngambil sebiji buah dari tetangga dikasi hukuman 1 bulan penjara. Itu yang namanya keadilan? Itu??? Sekarang keadilan udah bisa dibeli dengan duit. Semuanyaaa serba duit. Memang untuk mencapai kebahagiaan kita juga butuh duit. Tapi ga semuanya juga pake duit. Contoh simpel: kita gak bisa beli teman. Kita membeli mereka dengan menarik hati mereka, bukan dengan uang loh. Trus ada lagi kan tentang masuk sekolah nyogok pake duit *yaiyalah masa pake daun #plakk. Padahal jaman dulu dicantumkan terang-terangan, mana yang mau pake jalur murni dengan mana yang mau pake jalur cepat (sogok). Dengan begitu, INA pada zaman lampau kelihatan ga munafik. Lah, sekarang. Pada sok-sok bilang, tidak menerima sogokan/uang dari belakang, blablabla. Eh, nyatanya teteeeeup aja ada yang nyogok. Muna banget gak tuh?!

Kesimpulan:
Jika kita memang ingin melakukan suatu hal baik, hal tersebut janganlah hanya diucapkan dengan lisan. Sertakanlah dengan perbuatan. Malah kalo bisa, janganlah mengatakan suatu hal yang belum tentu akan kamu lakukan. Contoh: saya gak mau nyontek. Godaan nyontek itu berat lho! Bisa dikucilin temen karna ga bagi jawaban, dibilang sok, dan banyak lainnya. Jadi, saat kalian mengatakan ,"saya gak mau nyontek"sertakan juga dengan mantepin hati, pertebal keimanan, lapangkan dada, karena sebuah niat yang baik gue yakin akan ada ujiannya.




NB: postingan ini ga sesuai dengan niat awal gue mau bikin postingan. Tapi ga papad deh yang penting share, hehe

ciao~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Save KRS Online

Yak, balik lagi untuk postingan tips dan trik. Karena berkaca dari pengalaman pribadi yang panik ga bisa save KRS. Sedangkan kuota untuk buka KRS lagi untuk diprint itu nggak ada. Okay, sila dibaca tutorial berikut ini.

Surat untuk Murai (2)

(Dari Zara untuk Murai) Menulis balasan untuk Ai ternyata tidak semudah itu. Menuangkan dan menata ulang isi pikiran juga tidak gampang, tapi bukan sesuatu yang mustahil. Kuberanikan diri membalas e-mail Ai yang sudah berapa bulan ini tak tersentuh. Harapanku, semoga Ai mau membacanya. Kalau mode berbicara aku berharap Ai mau mendengarkan. Aku terbuka untuk solusi atau sekedar balasan simpati. Sebagai tanda bahwa tulisanku didengar olehnya. ______

Surel dari Murai (1)

       Zara POV Beberapa hari belakangan ini aku merasa bosan. Buku maupun ebook beberapa sudah kutamatkan. Tapi masih terasa sepi dan jenuh sekali. Harus ada aktivitas baru. Iseng kubuka email khusus korespondensi. Ternyata ada surel dari Murai masuk. Hampir sekitar sebulan lebih kami tidak pernah berkomunikasi. Entah aku yang terlalu sibuk atau mungkin dia juga sedang sibuk dengan aktivitas barunya mengajar anak-anak. Yah, intinya aku tidak ingin menyalahkan siapa pun atas berjaraknya pertemanan ini.