Alhamdulillah, hari minggu kemarin tanggal 4 Maret 2018 saya dan Mita berkesempatan untuk hadir di seminar Parenting Islami dan Pra-Nikah di Gedung Sangkareang. Sesuai dengan judul, kami yang datang ke seminar itu tentu sedang mempersiapkan diri untuk "esok".
Pemaparan narasumber tentang parenting Islami bener-bener membuka pikiran kami. Kenapa bisa? Apa yang disampaikan tidak pernah terpikirkan oleh kami. Bagaimana mengatasi anak yang sudah kecanduan main gadget, bagaimana mendidik anak supaya terbiasa tanpa gadget dan lain-lain. Sebab era digital memungkinkan segalanya berbasis teknologi yang dalam hal ini adalah smartphone.
Karena perbedaan jaman antara orang tua yang jaman old dengan anak yang jaman now tidak memungkiri ortu kesulitan mendidik anaknya. Sebab bila dipaksakan untuk mengikuti jaman old juga tidak bisa. Bukan jamannya mereka. Dan bilapun dibiarkan juga nanti kebablasan. Sehingga penting bagi orang tua untuk memahami seperti apa jaman now itu dan kemudian menyesuaikannya dengan parenting ala Rasulullah.
Sebagai suri teladan kita, tentu Rasulullah yang dijadikan rujukan untuk segala sesuatu. Termasuk di dalamnya adalah cara mendidik anak. Rasul katakan, didiklah anak sesuai dengan jamannya. Nah, berhubung saat ini merupakan jaman digital maka kita harus mendidik mereka sesuai dengan jaman tersebut. Jadi, bukan memaksa mereka untuk menyesuaikan diri pada jaman dimana kita sebagai ortu hidup ya. *plis jangan ada yang baper. Bahas beginian itu penting.
Era digital sendiri identik dengan akses informasi yang begitu cepat dalam sebuah genggaman. Adapun kecepatan akses informasi ini ibarat mata pisau. Bisa melukai atau bermanfaat. Dan bila dihadapkan kepada anak usia belum baligh, maka mereka belum mengetahui sifat dari pisau. Yang mereka inginkan hanyalah memuaskan rasa penasaran yang bergerumulan di dalam benak mereka.
Jadi penting banget bagi ortunya untuk melek teknologi sekaligus paham Islam. Sehingga lebih banyak berinteraksi dengan mereka secara fisik dan emosional. Hal ini tentu bertujuan untuk membentuk pola pikir dan pola sikap islami pada anak. Pembentukan kedua pola ini nanti akan menghasilkan kepribadian Islami dimana segalanya distandarkan pada halal haram. Allah ridho atau nggak. Sehingga pemenuhan rasa penasaran mereka diatasi dengan berkomunikasi kepada orang tua. Bukan berselancar ria di dunia maya sebelum waktunya.
Wallahu a'lam bishshawab.
Well, mungkin segitu aja dulu. Sisanya insya Allah saya lanjutin lagi. Sembari menata isi pikiran dulu. Karena banyak banget yang pengen ditulis, tinggal kekuatan disiplin untuk mengatur jadwal kapan merealisasikannya.
Pemaparan narasumber tentang parenting Islami bener-bener membuka pikiran kami. Kenapa bisa? Apa yang disampaikan tidak pernah terpikirkan oleh kami. Bagaimana mengatasi anak yang sudah kecanduan main gadget, bagaimana mendidik anak supaya terbiasa tanpa gadget dan lain-lain. Sebab era digital memungkinkan segalanya berbasis teknologi yang dalam hal ini adalah smartphone.
Karena perbedaan jaman antara orang tua yang jaman old dengan anak yang jaman now tidak memungkiri ortu kesulitan mendidik anaknya. Sebab bila dipaksakan untuk mengikuti jaman old juga tidak bisa. Bukan jamannya mereka. Dan bilapun dibiarkan juga nanti kebablasan. Sehingga penting bagi orang tua untuk memahami seperti apa jaman now itu dan kemudian menyesuaikannya dengan parenting ala Rasulullah.
Sebagai suri teladan kita, tentu Rasulullah yang dijadikan rujukan untuk segala sesuatu. Termasuk di dalamnya adalah cara mendidik anak. Rasul katakan, didiklah anak sesuai dengan jamannya. Nah, berhubung saat ini merupakan jaman digital maka kita harus mendidik mereka sesuai dengan jaman tersebut. Jadi, bukan memaksa mereka untuk menyesuaikan diri pada jaman dimana kita sebagai ortu hidup ya. *plis jangan ada yang baper. Bahas beginian itu penting.
Era digital sendiri identik dengan akses informasi yang begitu cepat dalam sebuah genggaman. Adapun kecepatan akses informasi ini ibarat mata pisau. Bisa melukai atau bermanfaat. Dan bila dihadapkan kepada anak usia belum baligh, maka mereka belum mengetahui sifat dari pisau. Yang mereka inginkan hanyalah memuaskan rasa penasaran yang bergerumulan di dalam benak mereka.
Jadi penting banget bagi ortunya untuk melek teknologi sekaligus paham Islam. Sehingga lebih banyak berinteraksi dengan mereka secara fisik dan emosional. Hal ini tentu bertujuan untuk membentuk pola pikir dan pola sikap islami pada anak. Pembentukan kedua pola ini nanti akan menghasilkan kepribadian Islami dimana segalanya distandarkan pada halal haram. Allah ridho atau nggak. Sehingga pemenuhan rasa penasaran mereka diatasi dengan berkomunikasi kepada orang tua. Bukan berselancar ria di dunia maya sebelum waktunya.
Wallahu a'lam bishshawab.
Well, mungkin segitu aja dulu. Sisanya insya Allah saya lanjutin lagi. Sembari menata isi pikiran dulu. Karena banyak banget yang pengen ditulis, tinggal kekuatan disiplin untuk mengatur jadwal kapan merealisasikannya.
Komentar
Posting Komentar