Langsung ke konten utama

Namanya Baju Merah

Minum dengan duduk dan menggunakan tangan kanan, dll. Tak banyak ditemukan pemuda dengan pemahaman utuh mengenai adab makan di dalam Islam. Tapi dia lain. Baju Merah, itu sebutan untuknya agar mudah diingat. Karena untuk nama asli sendiri, tidak ada yg tahu diantara kami bertiga: saya, kakak saya, dan sepupu saya. Kakak dan sepupu mengagumi dia dan teman-temannya dikarenakan shalat yg tidak tertinggal oleh mereka. Keren bukan? Tulisan ini bukan untuk mengungkapkan suka padanya, tapi untuk menuliskan bahwa masih ada pemuda yang seperti ini. Sangat jarang sekali, tapi ada.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Save KRS Online

Yak, balik lagi untuk postingan tips dan trik. Karena berkaca dari pengalaman pribadi yang panik ga bisa save KRS. Sedangkan kuota untuk buka KRS lagi untuk diprint itu nggak ada. Okay, sila dibaca tutorial berikut ini.

Surat untuk Murai (2)

(Dari Zara untuk Murai) Menulis balasan untuk Ai ternyata tidak semudah itu. Menuangkan dan menata ulang isi pikiran juga tidak gampang, tapi bukan sesuatu yang mustahil. Kuberanikan diri membalas e-mail Ai yang sudah berapa bulan ini tak tersentuh. Harapanku, semoga Ai mau membacanya. Kalau mode berbicara aku berharap Ai mau mendengarkan. Aku terbuka untuk solusi atau sekedar balasan simpati. Sebagai tanda bahwa tulisanku didengar olehnya. ______

Surel dari Murai (1)

       Zara POV Beberapa hari belakangan ini aku merasa bosan. Buku maupun ebook beberapa sudah kutamatkan. Tapi masih terasa sepi dan jenuh sekali. Harus ada aktivitas baru. Iseng kubuka email khusus korespondensi. Ternyata ada surel dari Murai masuk. Hampir sekitar sebulan lebih kami tidak pernah berkomunikasi. Entah aku yang terlalu sibuk atau mungkin dia juga sedang sibuk dengan aktivitas barunya mengajar anak-anak. Yah, intinya aku tidak ingin menyalahkan siapa pun atas berjaraknya pertemanan ini.