Posisi seperti ini, kurasa
hanya dua kali kuulangi. Dan saat ini yang kedua. Ketika akan duduk, teringat
kembali aku kepada Kulkas. Ya, dia. Karena posisi pertama kulakukan saat sedang
berbincang dengannya. Maksudku lewat telepon. Dan itu benar-benar waktu yang
sama dengan sekarang, yakni hari-hari setelah lebaran. Mungkin pada hari itu,
tepatnya pada malam hari setelah selesai pelaksanaan shalat ied. Masih melekat
kuat ingatan itu. Ah, seandainya ada recycle bin atau semacamnya untuk
menghapus ingatan-ingatan seperti ini. Kemungkinan sekarang aku hanyalah
seorang gadis tanpa perasaan. Selalu ada positif dan negatifnya kegunaan suatu
hal. Menjadi pelajaran juga bagiku, agar keesokan harinya anakku tidak menjadi
sepertiku.
Bosan yang sedang kurasa ini
sangat menyebalkan!
Membuatku terus-menerus mengingat hal-hal di masa lalu.
Sungguh diluar dugaan, hasilnya yah lumayan menyembuhkan rasa bosan ini.
Meskipun ingatan yang ingin kuingat bukan ingatan semacam ini. Karena menimbulkan
semacam rasa tergelitik di dalam perut. Entah siapa yang menggelitikku, aku
tidak tahu! Sebenarnya aku tidak ingin kehilangan kontak sama sekali dengannya,
namun sepertinya dia ingin melakukannya. Pernah sekali dua kali aku
mengiriminya pesan untuk memberitahunya tentang nomor baruku, akan tetapi tidak
ada balasan. Begitu juga dengan ucapan maaf lahir batin beberapa hari yang
lalu, tak ada respon darinya. Mungin, dia benar-benar ingin mengubah sesuatu di
dalam dirinya.
Aku juga sedang berusaha
untuk mengubah diriku sedikit demi sedikit. Berada dirumah sepanjang waktu
membuatmu merasa tidak merasakan apa-apa, kau tahu. Tidak ada godaan dalam
menjaga pandangan dari laki-laki, kemudian hematnya bensin karena kau tidak
pergi kemana pun! Tetapi tunggu saja, ketika sudah keluar rumah. Bagai palu
godam mereka menghantamimu berkali-kali. Hanya satu resep yang kau butuhkan
untuk selamat dari semua itu. Meminta perlindungan kepada yang Maha Melindungi,
serta mempelajari ilmu sebanyak-banyaknya dengan niatan karena Pencipta-mu.
Saat ini mungkin aku sedang dipukuli palu godam meski berada di rumah. Dipukuli
dari dalam maksudku, karena yang diserang disini hatiku.
Beban yang banyak ini
menohok dadaku lumayan keras. Terkadang yang kuinginkan adalah lari. Berlari
bersamamu. Atau mungkin orang lain yang memang bisa menenangkanku. Lalu
kusadari, aku tidak akan pernah berhenti mendapat yang semacam ini. Karena
hidup penuh masalah bukan? Begitu kata para petuah-petuah zaman dulu.
Sepertinya aku harus banyak-banyak berolaharaga, khususnya untuk bahu ini. Agar
dapat menopang serta menyelesaikan semua problematika hidup yang tiap hari kian
beragam.
-hasil pemikiran selama 1
menit-
Komentar
Posting Komentar