Deras mengalir jatuh mengenai permukaan baju sekolahku, air mata. Mungkin aku tidak merasakan apa yang dirasakannya. Ku berusaha untuk memahami apa yang dirasakannya, meski itu adalah hal tersulit yang pernah aku lakukan. Ku yakin, aku pasti tak sekuat dia. tegar, kokoh, perkasa laksana pemimpin panglima perang melawan musuh terberat. Ku lontarkan pertanyaan paling bodoh sedunia, "Sedihkah kamu dengan hal ini?" Tatapan tajam ku dapatkan setelah menanyakannya. Rasa bersalah mendalam merasuki hatiku. Dia nampaknya sudah menerima. Mengikhlaskan semuanya. Kehilangan seseorang yang kedudukannya sangat penting dalam kehidupan. Memori akan hal-hal itu ku dapatkan