Perasaan tak nyaman bahkan hambar seringkali menghampiri sebuah persahabatan. Perbedaan watak dan cara berpikir turut menyertai. Bagi saya pertemanan itu menyenangkan. Di satu sisi menjadi bumerang. Dengan mereka kita menjadi taat. Dengan mereka pula kita dapat melakukan maksiat. Itu tanpa kita sadari, karena dengan mereka hati sudah terbiasa. Seakan tumpul peringatan yang diucapkan di telinga kita, karena melihat teman juga masih sama seperti itu. Kita melakukan pembenaran dari orang lain yang belum paham. Begitukah pertemanan? Pengalaman berteman semua orang sudah pernah mengalaminya. Entah semanis gula buatan atau sepahit cokelat sebelum diolah. Sama juga kayak saya. Menarik cara saya berteman dulu ketika masih di bangku sekolah menengah pertama. Diri saya seakan terbagi menjadi dua. Satu sisi ingin berteman dengan teman-teman yang gaul. Satu sisinya lagi berteman dengan teman-teman yang sederhana. Entah kenapa saya mulai begini. Kelas 1 SMP saya nggak membagi diri seperti kelas 2